Jakarta - Usia sudah 55 tahun tapi masih hobi dirt bike dipadu dengan selera yang berkelas, hasilnya sebuah modifikasi Triumph Scrambler yang tampak makin ‘nakal’, tampilannya yang klasik dipaksa mendekat ke trail kompetisi.
Menariknya lagi, dalam proyek ini ikut andil beberapa modifikator kenamaan Tanah Air. Ada campur tangan White Collar Bike (WCB) di Bandung, Freeflow yang juga dari Bandung dan Galeri Motor di Ciputat, Tangsel.
“Saya sengaja melakukan kolaborasi dengan dua orang sahabat yang modifikator dan satu sahabat yang jago ngecat supaya hasilnya sangat memukau. Jangan nanggung, modif itu harus pol,” buka Rudi Joseph Soegono, pemilik motor.
Proyek dimulai dari membuat desain di atas kertas melalui tangan andal sang desainer, Ram-Ram Januar dari WCB. Hingga akhirnya sampai pada kata sepakat, kaki-kakinya dibuat lebih gambot, serta penggunaan warna yang nyentrik.
Pelek standarnya dipensiunkan kemudian diganti dengan tapak lebar 5.50x17 inci di belakang dan depan pakai 2.50x19. Pelek impor dari Amerika berlabel Canyon MC sengaja ia pilih. Masih membenahi sektor kaki, pria yang sudah doyan naik motor dari tahun 1976 ini upgrade total suspensinya, tentunya supaya tetap asik diajak main tanah.
“Saya ganti semua sok standarnya pakai Ohlins, karena menurut saya Ohlins adalah suspensi terbaik untuk motor-motor dirt track dan enduro, ” beber penggemar Popo Hartopo yang merupakan pembalap motocross era 1970an.
Sampai sini saja, tampilan classic sang Scrambler sudah berubah makin sporti. Enggak cukup dong! Pria blasteran Jawa-Belanda ini langsung mengirim tangki serta bodi samping kanan-kiri ke Freeflow untuk pengecetan.
“Sesuai konsep awal yang dibuat oleh WCB, saya pilih kelir merah sesuai motor idola saya Husqvarna sedangkan di bodi samping, saya tambahkan angka 23 sesuai nomor start favorit,” jelas pria pehobi adventure ini.
Loh motor Inggris pakai livery dirt bike asa Swedia? Nyentrik dan oke juga ternyata hehe..
Jika dilihat lebih detail, part-part kecil pun dipilih selektif dan dipesan langsung dari negara asalnya. Seperti triple tree atau segitiga sokbreker depan merek LSL Motorrad langsung diorder ke Jerman. Sepatbor depan dan belakang juga langsung order dari Jerman, mereknya JVB Moto.
Finishing, biar tarikan jadi lebih nampol, knalpot standar diganti ZARD full system dari Italia.
“Untuk semua aksesori ini saya serahkan pemasangannya pada Gator yang merupakan penyumbang ide untuk semua partnya,” tambah Rudi yang bermukim di BSD, Tangerang ini. “Kalau kondisinya sudah begini, jadi makin pede ngegas di jalanan tanah. Di aspal halus juga ayo,” tutupnya. • (Sigit / otomotifnet.com)
Plus: Ubahannya simpel, namun sangat berkelas
Minus: Pelat nomor belakang dipasang dong
Data Modifikasi:
Spion : Bar end aftermarket
Spidometer : Motogadget
Setang : Fatbar Biltwell
Triple tree : LSL
Sepatbor : JVB moto
Cover bak mesin : Aftermarket
Sok depan : Ohlins
Sok belakang : Ohlins
Pelek : Canyon MC USA
Ban : Metzeller Karro 3
Gearset : Aftermarket
Knalpot : ZARD Italy
White Collar Bike : 081291286086
Freeflow : 081321329997
Galeri Motor :085693999234