Biaya Pembangunan Sirkuit MotoGP Jakabaring 100 % Dari Swasta

Dimas Pradopo - Senin, 31 Oktober 2016 | 14:29 WIB

(Dimas Pradopo - )

Sepang, Malaysia - Menjadi motor rencana pembangunan sirkuit MotoGP di Jakabaring, Sumatera Selatan, Sang Gubernur, Alex Noerdin ternyata tidak mau menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Lalu dari mana biayanya?

"Murni swasta. Karena APBN situasi sedang sulit enggak bisa untuk bangun untuk itu apalagi APBD. Kami ini di Palembang nafsu besar tenaga kurang. Inginnya itu banyak, duit ndak ada ya pakai akal," ungkapnya.

Penyokong dana, menurutnya sudah ada beberapa investor besar yang tertarik. "Banyak, sudah lebih dari dua yang mau, semuanya qualified, kita adu saja. Dari dalam dan luar negeri ada," yakinnya.

Targetnya setelah gambar konstruksi selesai akhir November, investor akan langsung dipilih sekaligus menunjuk kontraktor untuk pembangunan proyeknya.

"Agar sesuai target penyelenggaraan pada 2018, targetnya setelah gambar selesai pada akhir November, akhir Februari harus sudah konstruksi. Kami biasa main cepat oleh karena itu sirkuitnya juga high speed," candanya.

Berapa biaya yang dibutuhkan untuk membangun sirkuit ini? "Kurang lebih 30 juta Euro, jadi tidak lebih dari Rp 500 miliar. Jadi masih jauh lebih kecil dari pada pembangunan stadion untuk Sea Games," beber Sadikin Aksa, Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI).

"Jadi, ini rencananya Hermann Tilke ingin membuat salah satu sirkuit paling murah di dunia tapi speknya MotoGP," sambungnya.

Menariknya, dari Rp 500 Miliar tersebut diproyeksikan akan balik modal hanya dalam 3 tahun saja.

"Janji desainernya, Hermann Tilke, 3 tahun balik modal. Kan dia sudah pengalaman, di mana-mana begitu," jelas Alex. 

"Pemerintah juga membangun sesuatu itu harus ada profitnya. Tapi karena pemerintah ada nilai sosial, sebab tidak boleh membuang begitu saja. Pemasukan dari sirkuit kan macam-macam, ada iklan, tv, bukan cuma tiket penonton. Makan pengunjung dan anda belanja kan jadi pemasukan," yakinnya.

Balapnya pun diharapakan bukan cuma terbuka untuk MotoGP, tapi balap-balap internasional lainnya akan merapat ke Jakabaring.

"Event internasioanl lain akan datang karena melihat market Indonesia cukup besar," sambung Sadikin Aksa.

Pendapatan itu juga diyakini cukup untuk melakukan pemeliharaan sirkuit kedepannya. (otomotifnet.com)