SEMA 2016 : Solar Gard Pamerkan Produk Baru Ultra Performance Plus 80

Otomotif R4 - Jumat, 4 November 2016 | 16:21 WIB

(Otomotif R4 - )

Nevada – Mengunjungi SEMA Show 2016, kali ini hall North yang jadi fokus. Saat berkeliling, perhatian Otomotifnet langsung tertuju pada booth kaca film Solar Gard, yang memajang produk baru yakni seri Ultra Performance Plus 80.

Saat pameran otomotif nasional bulan Agustus 2016 lalu, Solar Gard sudah meluncurkan seri LX 70 dengan teknologi complex sputtered stack yang menghasilkan penolakan panas secara maksimal.

Pada seri baru Ultra Performance Plus 80, teknologi yang diandalkan adalah Nano-ceramic technology dengan high infrared dan ultraviolet rejection.
“Cara kerjanya sedikit beda, kalau LX 70 menolak panas dengan cara memantulkan panas. Pada seri Ultra Performance Plus 80, panas yang ada diserap oleh kaca film ini,” terang Kendall Combs, Global Marketing Director Saint-Gobain untuk merek Solar Gard.

Perbedaan teknologi mampu meredam panas dengan baik

Pada booth terdapat lampu yang menghasilkan panas dengan kaca di depannya. Pada kaca, terdapat 3 bidang terpisah, yakni paling atas tanpa dilapis kaca film. Bagian tengah menggunakan kaca film Ultra Performance Plus 80 dan paling bawah pakai seri LX 70.

Saat dicoba Otomotifnet dengan cara mendekatkan tangan ke kaca. Langsung terasa panas dari lampu di telapak tangan.
Namun ketika tangan didekatkan ke area kedua yang menggunakan kaca film Ultra Performance Plus 80, tangan tidak terasa panas.

Sementara hasil paling mengagumkan terasa di kaca dengan pelapis LX 70, yang paling sedikit meneruskan panas ke tangan.

Tak hanya kaca film, Solar Gard juga membawa Clearshield Pro, kaca film yang digunakan sebagai pelindung bodi. “Pelapis ini bisa saja diaplikasikan ke seluruh bodi, namun tak bisa untuk permukaan kaca,” ucap pria yang bermarkas di San Diego, Amerika ini.

Memotong lebih cepat dan presisi

Canggihnya, ada komputer dengan sistem Computer Cut. Jadi, mekanik yang memasang Clearshield Pro enggak perlu repot-repot lagi mengukur. Sebab komputer sudah punya database dimensi bodi dari semua kendaraan yang beredar di dunia.

Setelah menentukan mau dipasang di mobil apa, nanti mesin cutting akan langsung memotong sesuai bentuk masing-masing bidang. “Cara ini selain bikin proses pemotongan lebih presisi, juga meminimalkan bahan terbuang,” sambung Kendall lagi.

Lalu, kapan dong masuk Indonesia nih? “Secepatnya ya, saat ini barang masih dalam perjalanan,” tutup Kendall sambil tersenyum.