Jakarta - Tinggal varian 1.2L dengan transmisi baru, bagaimana perawatan rutin New Honda Brio? Ketika pertama keluar di tahun 2012, Honda Brio mendapatkan spesifikasi khusus alias berbeda dengan yang sudah beredar di dunia. City hatchback ini diluncurkan dengan mesin seri L13 berkapasitas 1.339 cc. Namun untuk memenuhi permintaan pasar, varian LCGC Brio Satya dan non-LCGC lebih murah Brio 1.2 tipe E pun diluncurkan, dengan mesin L12 berkapasitas 1.198 cc.
Pada IIMS 2016 lalu, seluruh variannya dirombak dan muncul versi facelift tanpa ada lagi mesin 1.3L pada New Brio. Kini baik Brio Satya maupun Brio RS, semua menggunakan mesin 1.2L, dengan transmisi otomatis konvensionalnya diganti CVT (Continuously Variable Transmission). Apakah ada yang perlu diperhatikan ketika servis rutin?
“Dari PT Honda Prospect Motor (HPM) tidak ada perubahan biaya jasa untuk yang transmisi manual, yang CVT hanya berbeda sedikit,” jelas Beny, Service Advisor Honda Kebon Jeruk, Jakbar. Perbedaan yang terpaut itu ternyata karena oli CVT pada New Brio tetap perlu diganti setiap 40 ribu km sekali, tidak seperti kebanyakan yang menunggu waktu deteriorasi. “Setiap produk Honda kami termasuk Jazz dan Mobilio memang harus diganti oli CVT-nya setiap 40 ribu km, apalagi mengantisipasi jalanan Jakarta yang macet,” tambah Beny.
Selain oli transmisi, ternyata oli mesin pun digolongkan pergantiannya sesuai dengan pemakaian. “Sesuai buku manual, untuk pemakaian normal oli mesin cukup ganti 6 bulan atau setiap 10 ribu km sekali, filter oli tiap 12 bulan atau 20 ribu km sekali. Kalau pemakaian berat, olinya jadi 3 bulan atau 5 ribu km sekali, sedang filter oli jadi 6 bulan atau 10 ribu km sekali,” tambah Perdian, Service Advisor di Honda Kebon Jeruk.
Penggolongan untuk pemakaian berat adalah jika berkendara kurang dari 8 km atau 16 km pada kondisi temperatur beku, kondisi yang sangat panas di atas 35?C, kondisi stasioner atau stop and go yang sangat lama, rak atap terisi muatan atau di medan pegunungan, hingga jalanan yang berlumpur, berdebu atau beku.
Sisanya, hampir sama dengan mayoritas produk Honda lainnya. Drive belt dicek setiap 40 ribu km, sistem rem setiap 20 ribu km dan suspensi setiap 10 ribu km. Tiap komponen tersebut hanya perlu diganti jika terdeteksi kerusakan. Sedangkan busi, Brio memakai busi dengan tingkatan di tengah-tengah busi standar dan iridium, yaitu nikel yang perlu diganti setiap 40 ribu km. Sedangkan minyak rem diganti setiap 60 ribu km dan butuh 3 botol, radiator coolant baru diganti setelah 200 ribu km atau 120 bulan.
Yang juga perlu diperhatikan adalah ban, yang selalu perlu dirotasi posisinya setiap 10 ribu km dan spooring balancing setiap 20 ribu km. “Hal ini agar menjaga permukaan ban rata ketika sudah waktunya pergantian,” tutup Perdian. Sano/otomotifnet.com