Proses Produksi Oli Top 1 Canggih

Advertorial - Kamis, 1 Desember 2016 | 11:25 WIB

(Advertorial - )

California - Saat dikunjungi, pabrik sedang memproduksi oli Top 1 tipe HP Plus 10W40.

Canggihnya, jumlah pekerja terbilang minim karena hampir semua proses produksi menggunakan mesin.

Bagaimana cara Top 1 memproduksi oli mereka? Simak foto berikut.

Mulai dari luar, bahan mentah yang dikirim dengan kereta tangki disimpan dalam tangki berukuran besar.

“Tangki ini juga berfungsi sebagai mixer untuk menghasilkan oli yang siap isi,” ujar Sidney Thwaites,

Presiden dan CEO, Top 1 Manufacturing Division.

Di dalam gedung, kaleng kosong kiriman vendor disejajarkan di satu barisan oleh mesin di atas ban berjalan.

Hanya butuh seorang pekerja untuk menaruh kaleng atau botol kosong siap isi ini.

Lalu kaleng masuk ke mesin filler yang bisa mengisi hingga 325 kaleng per menit atau sekitar 19.500 kaleng per jam.
Proses ini terintegrasi dengan mesin yang sekaligus menutup dan menyegel kaleng.

Langsung saja kaleng tersebut melewati mesin jet code untuk diberikan batch number. Nomor ini yang akan jadi identitas oli tersebut, misal kapan diproduksi, jam berapa dan bagaimana kualitas bahan mentah dan aditif yang terkandung di dalamnya.

Deretan kaleng tersebut otomatis tersusun, untuk dimasukkan ke kardus dengan mesin. Kardus ini berisi total 24 kaleng. Nanti, ada pekerja yang memasukkan kartu untuk catatan interval penggantian oli.

Proses ini juga melewati ban berjalan yang berfungsi sekaligus sebagai timbangan.Tujuannya memastikan semua customer TOP 1 mendapatkan isi yang sama banyak. “Apabila ada kardus yang isinya kurang dari 24 kaleng, maka sensor akan membaca, lalu memerintahkan mesin untuk mendorong kardus tersebut ke luar dari jalur produksi, untuk diisi kembali,” urai Sidney lagi.

Pekerja akan menyusun kardus dalam tumpukan 5 tingkat di atas rak kayu. Baru setelah itu mesin membungkusnya dengan plastik. Dari gudang logistik, rata-rata oli hanya bertahan paling lama 3 hari untuk didistribusikan ke seluruh penjuru dunia.
Tumpukan kardus ini akan dimasukkan dalam kontainer, kira-kira pabrik mengirim untuk Indonesia sekitar 25 kontainer per minggu, tergantung permintaan. Pengirimannya ke kota pelabuhan seperti Medan, Surabaya dan Jakarta.