CIMAHI - Seri perdana Honda Dream Cup 2017 (HDC) digelar di sirkuit Brigif 15 Kujang 2 Cimahi, Jawa Barat. Di musim 2017 ini, banyak perubahan yang terjadi dalam gelaran HDC, salah satunya penamaan kelas dan minat balap dari tim untuk berkompetisi di tiap kelasnya.
Hingga tahun lalu, kelas HDC1 masih menjadi kelas tertinggi untuk motor sport 150 cc tune up terbuka, namun kelas ini bergani nama menjadi HDC 7 dengan total starter hanya 7 orang.
Kelas tertinggi HDC 1 pun menjadi Underbone 150 cc Tune Up seeded, sama seperti Kejurnas Motorprix. Lalu apa alasan penggantian nama dan menurunnya minat peserta?
"Sebab kebanyakan gelaran HDC itu kan diselenggarakan di sirkuit non-permanen, maka jika CB150 atau CBR150 kami digunakan di sirkuit non-permanen, tidak akan maksimal tenaga yang dikeluarkan," kata Sugeng Budiarto, perwakilan dari PT. Astra Honda Motor (AHM) memberikan jawaban.
Hal ini pun ditanggapi oleh beberapa tim yang tahun lalu masih berkompetisi di Sport 150, seperti Honda Trijaya. Tim asal Jawa Barat ini ingin fokus pada riset motor bebek 150 dan 125 untuk Kejurnas Motorprix.
"Apalagi tahun ini kami banyak pembalap muda yang memang fokus balapannya di Motorprix, amaknya sekalian riset dan mudah beradaptasi. Jadi Sport 150 hanya di Kejurnas IRS saja, si Anggi Permana dan Fitriansyah Kete," tutur Rudi Hadinanta, pemilik tim Honda Trijaya.
Lain halnya dengan Astra Motor Racing Team (ART) Yogyakarta yang masih turun. Selain menambah riset dan jam terbang pembalap, promosi jadi salah satunya.
"Kompetisi HDC ini banyak dilihat warga lokal, sama banyaknya seperti di Motorprix, maka kami sempatkan untuk sekalian menjadi wadah promosi saja," buka Suroto, manajer tim ART Yogyakarta.
Tim yang baru 'hijrah' ke Honda seperti BIEN Racing pun ikut meramaikan HDC 7 (Sport 150 cc Tune Up Terbuka). Alasannya jelas, mereka masih dalam tahap penyesuaian dan adaptasu dengan motor Honda. (Otomotifnet.com)