Jakarta-Aki motor ada dua macam yang jamak.
Biasa disebut aki basah dan kering.
Aki basah tentu saja yang masih pakai air zuur dan perlu ditambahkan air destilasi jika level-nya di bawah garis low.
Aki kering atau MF yang kondisinya memang terlihat kering, kendati aslinya tetap ada air zuur yang terserap dalam separator bernama AGM (absorbent glass mat).
Namun ternyata, istilah di atas sebenarnya kebalikan dengan yang dipakai produsen aki.
Aki kering sebenarnya istilah aslinya malah wet charge, karena dari pabrik sudah diisi air zuur dan siap pakai.
Sedang aki basah justru dry charge karena belum diisi air zuur.
Selain adanya air atau tidak, keduanya jenis ini juga beda dari bahan grid.
Kalau jenis basah pakai bahan antimon (Sb) untuk campuran Pb di kedua kutubnya.
Sedang aki kering atau MF kedua katup pakai campuran kalsium (Ca).
Sementara, sekadar informasi, untuk di mobil ada satu tipe lagi yang dikenal, yaitu Hybrid.
Jenis ini grid pakai PbSb untuk positif dan PbCa untuk negatif. Lalu sejak dari pabrik seperti tipe MF, sudah diisi air zuur, sehingga kualitasnya lebih terjamin.
Dari bahan campuran grid, ternyata pengaruh juga ke kualitas aki, terutama dari sisi self discharge atau lamanya aki kehilangan muatan jika dibiarkan.
Tipe basah hanya tahan sekitar satu bulan harus di-charge ulang, sedang hybrid sekitar empat bulan, dan MF lebih dari itu.