Jakarta – Mengapa jualan Toyota Transmover sedikit? Jauh dari ekspektasi. Seperti diketahui Toyota Astra Motor menargetkan jualan Transmover sebanyak 100 unit per bulan.
Namun dalam rentang 6 bulan, jualan Toyota Transmover hingga Juni tahun ini hanya sebesar 100 unit per bulan.
Apa yang salah yah? Padahal LMPV ini digadang-gadang jadi andalan pengusaha taksi pelat kuning dalam meremajakan armadanya.
“Ini kan disiapin untuk non-online taxi. Karena persaingan tarif, pembelian non-online taxi menurun,” jawab Fransiscus Soerjopranoto, Executive General Manager PT Toyota Astra Motor (TAM).
Nah, setelah adanya revisi Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor 32 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak Dalam Trayek sudah resmi diberlakukan.
Maka salah satu dampaknya adalah tarif kini tak jauh berbeda antara taksi pelat kuning dengan taksi berbasis online. Sehingga secara value for money tentu masyarakat yang ingin akomodasi besar bakal lebih memilih armada taksi LMPV.
“Tapi kita lihat setelah aturan baru tarif taxi online, apakah non-online akan bergairah kembali atau tidak,” sambung pria yang akrab disapa Suryo.
Diawal peluncuran Toyota Transmover (30/11/2016), sudah dipesan 300 unit oleh pengusaha taksi pelat kuning.
Masih menurut Suryo, disela peluncuran Toyota Transmover tahun lalu, kebutuhan taksi LMPV terus meningkat.
"Kita mencatat, kebutuhan peremajaan armada taksi tiap tahum 10 ribu unit. Belum lagi kalau Pemerintah membuka izin sebesar 16 persen taksi boleh pakai LMPV maka tentu makin berkembang lagi," sambungnya.
Toyota Transmover dibanderol dengan rentang harga Rp 143,55 juta sampai Rp 150 juta off the road. "Mengapa pakai rentang harga off the road, karena harga off the road DKI Jakarta dengan daerah lainnya berbeda," tambah Suryo.
Harga off the road inilah yang harus dilunasi pajak-pajaknya agar menjadi on the road. TAM memproyeksikan LMPV taksinya dapat mengakomodir kebutuhan perusahaan taksi pelat kuning. (Otomotifnet.com)