Jakarta – Seperti diberitakan sebelumnya, Pemerintah merestui pengembangan mobil listrik, tercetus oleh Ignasius Jonan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Hal ini juga disampaikan oleh Sekjen Kementerian ESDM, Teguh Pamudji.
Nah, apakah beban Jakarta mampu setrum mobil dan motor listrik? Seperti diketahui listrik Jakarta disuplai dari sistem distribusi Jawa-Bali.
Jika ada kebutuhan listik untuk sektor transportasi apakah tidak membebani suplai yang saat ini lebih besar untuk sektor konsumsi dan industri?
“Pemerintah mencanangkan 35 ribu MW (Mega Watt), selama 5 tahun atau sampai 2019. Kalau target tersebut sudah terealisasi maka Jakarta sangat mampu menopang suplai listrik untuk transportasi,” tutur Syamsul Huda, General Manager PT PLN Disjaya.
Lebih lanjut Huda menerangkan, saat ini beban puncak Jakarta sebesar 5.321 MW pada siang hari, untuk malam hari sebesar 4.915 MW.
“Listrik di Jakarta di suplai dari 55 gardu induk, beberapa sudah overload maka kita remajakan atau ditambah jumlah trafonya,” rinci Huda, dalam wawancara khusus dengan OTOMOTIFNET, pada September tahun lalu.
Kemudian berapa jumlah stok daya listrik yang eksisting saat ini secara nasional?
“Sejak Republik Indonesia berdiri sampai saat ini kita punya 47 ribu MW. Pemerintah canangkan 35 ribu MW pada tahun 2014-2019. Saat diputuskan ada yang on progress 7 ribu MW.
Jadi total kita dapat tambahan 42 ribu MW. Otomatis Jakarta akan kebagian cukup besar, jadi enggak perlu khawatir anjlok,” imbuhnya lagi.
Setidaknya untuk sistem Jawa-Bali, jangan khawatir anjlok. Sebab pasokan listrik diklaim aman serta siap mendukung mobil dan motor listrik.
PLN Disjaya pun telah menyediakan 369 SPLU, yang kini terpasang di sejumlah tempat umum dan perkantoran. (Otomotifnet.com)
Baca Juga:
Ini Solusi PLN Dukung Infrastruktur Mobil dan Motor Listrik, Ternyata Sudah Ada 369 SPLU