Dobrak Monopoli Bisnis Oli, Pabrikan Oli Berharap Jualan Oli Aftermarket Makin Moncer

Harryt MR - Minggu, 13 Agustus 2017 | 14:54 WIB

(Harryt MR - )

Tangerang - Dobrak monopoli bisnis oli, pabrikan oli berharap jualan oli aftermarket makin moncer.

Seperti diketahui, awal tahun ini menyeruak kabar adanya praktik monopoli bisnis oli yang dilakukan oleh pabrikan mobil dan motor melalui jaringan bengkel resmi.

Bahkan persoalan ini sempat diendus oleh Komisi Pengawas Persaiangan Usaha (KPPU). Sontak hal ini ditanggapi sebagai angin segar bagi pebisnis oli aftermarket yang selama ini kena imbas praktik monopoli.

Imran R. Razy, General Manager Sales and Marketing PT Bahana Nusa Lubrindo (BNL), angkat bicara soal ini.

Eni oil

"Bisnis oli yang mayoritas dikuasai oleh pabrikan mobil dan motor tentu membuat bisnis jadi tak sehat," sebut Imran.

Terbukanya pasar oli aftermarket ke jaringan bengkel resmi tentu menjadi harapannya. Alhasil bisnis oli aftermarket makin moncer dan kompetitif, karena berdasarkan mekanisme pasar, bukan monopoli.

"Saat ini kita menguasai pangsa pasar 3 persen. ENI Oil masuk peringkat ke 8 dari segi jualan. Kita menjual 1,5 juta liter per bulan," terang Imran.

ENI Oil juga banyak bermain di segmen kendaraan fleet serta industri. "Tigapuluh persen industri otomotif, sisanya industri," bilangnya lagi.

Masih menurutnya, di sektor otomotif, pangsa pasar oli motor paling besar porsinya. "Enampuluh persen motor pangsa pasar ENI Oil. Motor 2-tak juga masih besar," sebutnya.

ENI Oil diketahui punya pabrik blending di kawasan industri Gempol, Pasuruan, Jatim. Kapasitas produksinya mencapai 40 ribu metrik ton per tahun.

Pabriknya terdiri dua bagian utama yakni Refinery dan Blending pelumas oli menempati area seluas 64.150 meter persegi.

ENI Oil sebetulnya bukan pemain baru di bisnis pelumas, dahulu dikenal dengan nama oli Ajip. Kini bertransformasi menjadi ENI Oil, sejalan dengan transformasi bisnis upstream dan downstream perusahaan ENI S.p.A Italy. (Otomotifnet.com)