Otomotifnet.com - Medium MPV Wuling Cortez mengusung sistem transmisi i-AMT (Intelligent Automated Manual Transmision).
Transmisi otomatis berbasis AMT dikenal dengan perpindahan gigi yang kurang halus.
Khususnya jika dibandingkan dengan sistem hidraulis yang diusung oleh rival satu segmen Cortez, Toyota Kijang Innova.
Pada acara media test drive yang diadakan oleh PT SGMW Motor Indonesia pada tanggal 7-9 Maret, kami pun berkesempatan untuk membuktikan apakah hal serupa terjadi pada transmisi i-AMT milik Wuling Cortez?
(BACA JUGA: Duh, Turis Makin Berani, Foto-Foto Di Tengah Jalan Ramai, Gak Takut Ketabrak)
Transmisi i-AMT sendiri memiliki pilihan mode manual 5 percepatan, serta mode otomatis dengan dua mode berkendara, yaitu E (Eco) dan S (Sport).
Saat berada pada posisi D (Drive), kelemahan dari transmisi AMT masih terasa dengan perpindahan gigi yang tak begitu halus.
Kami menemukan bahwa putaran mesin turun cukup drastis saat berpindah gigi, begitu pula dengan gaya inersia tiap berpindah gigi yang cukup terasa bagi pengemudi maupun penumpangnya.
Hal tersebut mempengaruhi kenyamanan berkendara Wuling Cortez terutama jika dibandingkan dengan Kijang Innova yang punya perpindahan gigi yang halus.
Gejala tersebut semakin terasa saat mode S digunakan karena perpindahan gigi terasa semakin agresif.
Bahkan saat mencoba kickdown, hentakan perpindahan gigi sangat terasa yang membuat tubuh pengemudi terdorong ke depan dan belakang.
Namun, kami menemukan hal yang unik pada mode E saat kami mencoba berkendara dengan mengurut gas.
Saat berakselerasi dengan perlahan dan mengendalikan rpm di putaran menengah, perpindahan gigi terasa halus untuk transmisi otomatis dengan sistem AMT.
(BACA JUGA: Tak Terduga, Performa Mesin Wuling Cortez Bikin Lupa Diri)
Memang masih tak sehalus Innova, namun mendekati rasa transmisi otomatis hidraulis.
Di luar perpindahan gigi yang masih khas dari sistem AMT, ada temuan lain dari transmisi i-AMT milik Wuling Cortez.