Joint sensor itu dibuat dari plat galvanis tebal 1 mm dilas dan dibentuk bulat.
Diameter plat galvanis dibuat 16 mm atau mengikuti diameter slang radiator NMAX atau Aerox.
(BACA JUGA: Ciri Mesin Overheat, Kena Macet Suhu Panas, AC Dah Nyala Tapi Tetap Gerah)
Untuk dudukan sensornya, plat galvanis tadi dilubangi dan dilas mur 14 mm.
“Ini untuk dudukan sensornya, jadi sistemnya seperti baut. Agar tidak bocor, pakai ring tembaga juga,” tambah Baron yang berambut gondrong ini. Metal borr.
Penempatannya di slang radiator bawah, potong slang dan masukkan joint sensor tersebut dan kencangkan dengan klem.
Cara kerja sensor tersebut menggunakan komponen elektronik yaitu thermistor tipe NTC (Negative Temperature Coefisien).
Bekerjanya sensor ini ketika suhu air pendingin naik, tahanan atau resistansi pada sensor ini akan menurun dan sebaliknya bila suhu air pendingin ini turun, tahanan atau resistansi pada sensor ini akan naik.
(BACA JUGA: Mesin Mobil Pantang Overheat, Periksa Saja Bagian Ini Di Radiator)
Sensor ini akan memberikan signal ke indikator yang ditempatkan di samping speedometer.
“Untuk arus positifnya bisa memanfaatkan kabel plus (+) aki yang ke kunci kontak, jadi gak perlu saklar tambahan,” beber pemilik bengkel di Jl. Siaga 2 No. 27, Pejaten Barat, Jakarta Selatan.
Kalau gak mau ribet, langsung sambangi bengkel yang buka setiap harinya mulai pukul 09.00 pagi dengan membawa kocek Rp 650 ribu.
Itu sudah termasuk biasa instalasi dan semua part yang dibutuhkan.
Adanya indikator suhu air radiator dengan analog ini membuat panas mesin bisa dikontrol.
Untuk suhu mesin ideal berkisar 90-98 derajat Celcius.
Bila melebihi dari itu, bisa dipastikan mesin mengalami overheat bor. Ngerii...
BRN Technical: 0857-7188-8901