Otomotifnet.com - Kinerja transmisi otomatis jenis CVT (Continuously Variable Transmission), berbeda dengan transmisi matik pada umumnya (torque converter).
Perpindahan gigi pada transmisi CVT terasa lebih halus dan minim getaran, lantaran menggunakan putaran pada sebuah sabuk (belt), untuk menstransfer tenaga mesin.
Belt tersebut terbuat dari material baja high tensile steel, yang tersambung dua buah pulley.
“Di dalam transmisi CVT ada dua pulley, yaitu drive pulley yang menggerakkan dan driven pulley yang digerakkan,” jelas Hermas Efendi Prabowo, pemilik bengkel spesialis transmisi matik, Worner Matic, Bintaro, Tangerang Selatan.
Pengoperasian perpindahan transmisi CVT diatur secara elektronik oleh komputer, yang kemudian menggerakkan kedua pulley.
Berbeda dengan transmisi otomatis konvensional yang menggunakan susunan gigi dan mengandalkan tekanan oli.
Meski pengoperasiannya sama dengan transmisi otomatis konvensional, namun CVT memerlukan perhatian lebih soal perawatannya.
Karena salah perawatan pada transmisi CVT, akan membuat biaya perbaikan transmisi CVT ’selangit’.
Untuk jasa overhaul, memang antara transmisi matik CVT dengan konvensional tak berbeda jauh, yakni berkisar antara Rp 3 hingga 5 juta, tergantung kondisi dan jenis kerusakan pada transmisinya.