Otomotifnet.com - Mobil nasional, Esemka Garuda 1 terganjal masalah hingga belum bisa diproduksi.
Model SUV itu terganjal batasan emisi yang belum bisa dipenuhi.
Menurut Dewanto Purnacandra, Kasubdit Uji Tipe Kendaraan Bermotor Direktorat Sarana Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub, mesin bensin yang dipakai Garuda 1 tidak sesuai.
Pasalnya mesin yang dipakai Esemka Garuda 1 belum sesuai dengan batasan emisi karena masih berstandar Euro2.
(Baca Juga: Mobil Esemka Masihkah Engkau Dirakit? Kabarmu Seakan Tenggelam)
"Waktu itu Sertifikat Uji Tipe (SUT) masih Euro2. Kalau mau diproduksi sekarang batasannya harus Euro4 untuk mobil bensin," ujar Dewanto (21/5).
Dewanto mengatakan, jika Garuda 1 ingin segera diproduksi massal maka harus menaikkan standar emisi gas buang menjadi Euro4.
Kemudian setelah itu melakukan SUT ulang sebagai syarat untuk diproduksi massal.
"Iya harus mengajukan uji lagi untuk Euro4. Kalau mau produksi harus mengajukan lagi," terangnya.
(Baca Juga: Sebanyak 11 Dari 12 Esemka Lolos Uji Tipe, 1 Mentok)
"Sampai saat ini belum. Mobil Esemka yang melakukan uji tipe itu ada 11 model kalau saya tak salah, semuanya Euro2," tambahnya.
Nama Esemka Garuda 1 sempat jadi perbincangan setelah muncul di Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB) dengan harga Rp 209 juta.
Muncul nama Garuda 1 di NJKB merupakan tanda awal bahwa mobil itu sudah siap meluncur ke pasar.
Di sisi lain, ketentuan batas emisi Euro4 untuk mobil bensin diatur dalam Permen LHK No.P. 20 Tahun 2017 Tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor roda empat atau lebih Tipe Baru Kategori M, N dan O, yang mulai berlaku pada akhir 2018.