Otomotifnet.com - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, ekspor produk otomotif dan komponennya terus mengalami peningkatan.
Sebelumnya di tahun 2018, ekspor CBU dan CKD tercatat sebanyak 347 ribu unit, serta komponen lebih dari 86,6 juta pieces.
“Hingga per Juli 2019, nilai ekspor produk tersebut telah melampaui 50% dari pencapaian ekspor tahun 2018,” kata Airlangga di Jakarta (14/8).
Menperin meyakini, sampai akhir tahun 2019, akan terjadi peningkatan volume ekspor pada produk-produk otomotif tersebut.
(Baca Juga: Toyota Sienta Facelift Dirilis, Dijual Rp 354 Jutaan, Konsumen Indonesia Harap Sabar)
“Sepanjang 2019, ekspor kendaraan CBU ditargetkan mencapai 400 ribu unit dan diharapkan terus meningkat setiap tahunnya sehingga pada tahun 2025 industri otomotif nasional dapat melakukan ekspor kendaraan CBU sebesar 1 juta unit ke lebih dari 80 negara,” paparnya.
Menurutnya, pemerintah terus mendorong peningkatan ekspor produk otomotif melalui berbagai kebijakan yang strategis.
Misalnya, pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden tentang pengembangan mobil listrik dan sedang difinalisasi revisi Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2013 tentang Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah Berupa Kendaraan Bermotor yang Dikenakan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).
“Selain untuk mengatur mobil berbasis baterai listrik, di dalam regulasi itu juga termasuk untuk mobil berbasis flexy engine atau bahan bakarnya yang bisa 100 persen biodiesel (B100), di mana sudah sesuai standar Euro 4," tuturnya.
"Pemerintah menargetkan di tahun 2021-2022, B100 sudah bisa diproduksi secara nasional,” imbuhnya.