Otomotifnet.com - Tidak cuma mengandalkan produksi minyak dalam negeri, pemerintah juga tetap mengandalkan impor untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia.
Rida Mulyana, selaku Direktur Jenderal Ketenagalistrikan (Gatrik) Kementerian ESDM mengungkapkan, biaya yang dikeluarkan pemerintah pun enggak main-main.
"Untuk gambaran, ini enggak besar sih, yang kita impor BBM itu tiap hari kurang lebih 60 juta usd (1 usd sekitar Rp 14 ribuan = Rp 856 miliar)," papar Rida Mulayana saat berada di acara diskusi bertajuk 'Kendaraan Listrik Sebagai Solusi Polusi Udara dan Pengurangan Penggunaan BBM' yang dihelat Kompas, Jakarta.
"Kita dapat dalam bentuk crude atau dalam produk BBM, baik solar muapun premium," imbuhnya.
(Baca Juga: Mobil Ambulans Jatuhkan Pocong di Jalan, Terjungkal ke Aspal, Bukan Takut Bikin Ketawa)
Rida menambahkan, impor ini dilakukan karena semakin sulitnya mencari minyak di dalam negeri, sementara konsumsi BBM tiap hari semakin meningkat.
"Faktanya seperti itu kalau teman-teman ingin mengetahui kita produksi dalam negeri memang turun terus. Bukan karena tidak diupayakan, tapi karena memang agak sulit mencari minyak dalam negeri," kata Rida lagi.
"Sementara konsumsinya naik terus, akibatnya impor kita semakin hari semakin meningkat untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Jadi kalau bapak itu distribusi mobil, kami juga yang kena repotnya. Tapi enggak apa, untuk kebaikan bangsa ini hehe," sambungnya.
Lebih lanjut, Rida pun mengaku kalau pihaknya begitu semangat mendukung rencana pemerintah mengenai penggunaan kendaraan listrik atau electric vehicle di Tanah Air.
(Baca Juga: Heboh SPBU Misterius, Kayak Jual Bensin Eceran Plus Banyak Promo, Tapi Mewah)
"Kalau boleh menyatakan mewakili teman-teman PLN, listrik untuk mendukung EV atau electric vehicle sudah siap terutama di Jakarta," ujar Rida.
"Mohon maaf di forum ini jangan tanya kenapa kemarin black out ya, ke PLN saja hehe," tutupnya.