Selain itu, Artha juga mempertanyakan apakah pembangunan tol penghubung itu akan berdampak secara ekonomi atau akan membuat kehidupan masyarakat Jembrana lebih layak.
Menurutnya, hal ini tentu masih perlu dikaji lagi.
"Sekarang adanya ASDP (Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan) saja, kita tidak pernah mendapat keuntungan apapun," tegas Artha.
Sebelumnya, Kepala Badan Pengantur Jalan Tol (BPJT), Danang Parikesit menuturkan, tol Trans Jawa bakal terhubung dengan tol Gilimanuk-Tabanan di Bali.
(Baca Juga: Tol Probowangi Siap Dibangun, Target Selesai di 2021, Ada Syarat Dari Pemkab Situbondo)
Menurutnya, nantinya akan ada tol melingkari Pulau Bali.
Trasenya dimulai dari tol Gilimanuk-Tabanan yang akan terhubung dengan jaringan tol Trans Jawa yakni Tol Probolinggo-Banyuwangi (Probowangi).
Ketika ditanya masterplan dirinya enggan berkomentar banyak.
"Kalau masterplannya, sebaiknya ditanyakan juga ke PUPR Bali atau Dishub Bali karena prinsipnya kami mendukung rencana pembangunan daerah Bali," katanya.
Ditambahkan, rencana pembangunan tol ini sudah mendapat dukungan dari pemprov.
"Prakarsa (inisiatif) dari badan usaha yang tentunya sudah mendapatkan endorsement (dukungan) dari pemprov, dan diusulkan ke PUPR," tambah Danang.
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Ini Alasan Bupati Jembrana Tolak Tol Ketapang-Gilimanuk, Hingga Petaka Jika Bali & Jawa Disambungkan