Otomotifnet.com - Toyota yang sempat menutup pabriknya di Amerika Utara karena virus Corona terpaksa harus memundurkan tanggal pembukaan kembali pabriknya.
Sempat ditutup pada 23 Maret 2020 Toyota berencana untuk mengoperasikan kembali pabriknya di Amerika Utara pada 3 April 2020.
Namun, rencana tersebut terpaksa harus diubah dikarenakan virus Corona (Covid-19) yang semakin menyebar di Amerika Utara.
Dikutip dari Motor1.com, Toyota mengumumkan bahwa seluruh pabriknya di Amerika Utara akan berperasi kembali pada 20 April 2020.
(Baca Juga: Volkswagen Tak Tinggal Diam, Virus Corona Menyebar di Jerman, 200 Ribu Masker Didonasikan)
Walaupun begitu, divisi suku cadang dan logistik Toyota akan tetap dibuka di tengah mewabahnya Covid-19.
Motor1.com juga melaporkan langkah serupa juga dilakukan oleh Ford yang akan mengoperasikan kembali pabriknya di Hermosillo, Meksiko pada 4 April 2020.
Kemudian Ford juga akan mengoperasikan kembali pabriknya di Ohio, Kentucky dan Kansas, Amerika Serikat pada 14 April 2020.
Fiat Chrysler Automobiles (FCA) juga dikabarkan tetap menutup sementara pabriknya di Amerika Utara hingga 14 April 2020.
Aston Martin Tutup Pabriknya, Ikut Instruksi Pemerintah Cegah Virus Corona
Menyusul pabrikan lainnya, Aston Martin juga menutup sementara pabriknya di Inggris untuk cegah penyebaran virus Corona.
Langkah ini diambil menyusul instruksi dari pemerintah setempat terkait penyebaran virus tersebut.
"Saya berharap dan percaya negara kami dapat melawan virus ini dan secepatnya saat kami sudah siap, operasi akan kembali dilanjutkan," ujar CEO Aston Martin, Andy Palmer, dikutip dari autoevolution.com.
Andy juga berharap semua karyawan Aston Martin dalam keadaan sehat
(Baca Juga: CEO Tesla Turun Tangan Lawan Corona, Donasikan Ratusan Ribu Alat Pelindung Diri)
Pihak Aston Martin berencana untuk menganalisis situasi ini agar dapat melanjutkan operasi secepatnya dengan alasan yang jelas.
Autoevolution.com juga melaporkan, kasus virus Corona sudah hampir mencapai angka 400.000 di 169 negara dan korban meninggal lebih dari 17.000 jiwa per 24 Maret 2020.
"Ini adalah tanggung jawab kami untuk melakukan segala yang kami bisa untuk mendukung pemerintah dalam mengurangi penyebaran COVID-19 selama beberapa minggu ke depan," kata Andy.