MESIN
Mesin memang masih tetap 900 cc, tapi sudah mengalami modifikasi. Seperti komponen internal dan turbo sudah diganti dengan performance specification.
Untuk turbo pakai keluaran Evo Supersport stage 7. Yang saat ini terpasang punya performa jauh lebih ganas dibanding standarnya.
Sehingga bisa memberikan boost yang maksimal ketika berlaga. Ini sangat terlihat ketika Arji start dan keluar tikungan. Mudah pria yang senang Harley-Davidson tersebut meninggalkan lawannya.
Sementara itu, untuk komponen jeroan mesin juga tidak main-main. Piston set dipakai keluaran CP Carillo yang memang sudah terbiasa bikin piston performa tinggi.
Bahan bakar Etanol E85 atau VP Racing C85 yang ditampung dalam tangki bahan bakar disemprot ke ruang bakar lewat injektor keluaran Evo Powersport.
Injektor ini, kapasitas semprotnya lebih banyak dibanding standar. Selain itu, punya material yang juga lebih baik dibanding bawaan mesin.
Untuk mengontrol mesin, mengatur semprotan bahan bakar, menjaga suhu mesin dan performa mesin, ‘otaknya’ tak bisa lagi pakai yang standar.
Sekaligus untuk memudahkan seting mesin, kolaborasi teknisi Heron dan Ovi Sardjan memilih pakai MoTeC M1 M130. Enaknya, ECU stand alone ini memang sudah plug and play (PnP) untuk Cam-Am Meverick X3 XRS Turbo R.
Baca Juga: Ford Ranger 1974, Tampang Tua tapi Menipu, Mesti Lihat Jeroannya
Secara tenaga, sebenarnya tidak terlalu besar. Hanya sekitar 155-160 dk saja, terukur di roda.
Tapi tengok torsinya, yang mencapai 411 Nm, membuat Arji dan HerKoen, panggilan akrab Hery Koentoyo, selalu mendongak. Masih ditambah dengan bobot mobil yang tak sampai 670 kilogram.
PENERUS DAYA
Ini yang menarik disimak. Seperti kebanyakan motor-motor skutik, mobil asal Amerika ini juga menggunakan transmisi CVT. Artinya, Arji hanya perlu membejek gas saja dalam-dalam, mengatur setir dan melakukan pengereman.
Secara teori memang demikian. Tapi saat sudah lomba dan di lintasan, tak semudah yang disangka.
“Kita ngerem dan ngegas harus benar-benar committ. Tidak bisa asal main gas dan rem saja. Bisa rontok beltnya,” jelas pemuda ramah tersebut.
Yang dimaksud adalah, sesaat sebelum masuk tikungan, harus ngerem secara pasti dulu. Ketika di tikungan, atur gas dengan baik.
Tidak bisa sistem ‘injak-lepas’ layaknya mobil transmisi manual.
Ketika mobil sudah pada arah yang benar, baru bisa injak pedal gas lagi.
CVT-nya sendiri jelas dipilih yang punya performa tinggi. Untuk memberi respon yang baik ketika menerima beban saat akselerasi dan juga deselerasi.
Baca Juga: Toyota Prius Ala Mooneyes, Modifikasi Custom Tema American Style
CVT set dipilih keluaran STM berbahan bilet. Dengan bahan ini selain ringan juga punya kemampuan menerima beban berat.
Sedangkan belt-nya juga pesanan khusus (custom). Saat lomba dalam dua hari, butuh minimal 2 belt custom.
RODA
Dengan tenaga yang sudah besar, tentu harus tersalur sempurna. Lingkar roda harus mendapat traksi maksimal supaya tidak terjadi overspin pada roda.
Untuk itu, pelek pilih yang ukuran 15 inci keluaran HD STI beadlock. Berbalut ban Achilles Desert Hawk ukuran 30x19,5 inci. Ini dipercaya mampu memberikan traksi yang maksimal dibanding jika hanya pakai standarnya 14 inci dengan ban 28 inci.
Data Spesifikasi :
Mesin : 900 cc, 3 silinder
HP : 151 hp on wheel
Torsi : 411 Nm
ECU : Motec M1 M130 PnP for Can Am Maverick X3 XRS Turbo R
Piston : CP carillo
Conrod : CP carillo
Camshaft : Evo powersport
Injektor : Evo powersport
Exhaust : Custom
Bahan Bakar : VP racing C85
Engine Blockguard: Custom
CVT : STM
Turbo : Evo Powersport stage 7
Blow off : Tial
Tuner : Heron dan Ovi Sardjan
Arm Atas dan Bawah : S3 powersport 80 inci
Pull Plate : Reflex Beyond
Axle : Reflex Beyond
Radius Rod: Assault
Tie rod : Assault
Ball Joint: LM utv
Diff Locker: Torq Master
Pelek : HD STI beadlock
Ban : Achilles desert hawk 30 x 9.5 x15"
Shock : FOX 3.0 Podium RC2 with 24 inches travel
Rem : OEM