“Jadi bodi mobil ini punya surat dan cap dari Perhutani,” sebutnya.
Awalnya, pengusaha kayu ini beli mobil asli Rp 14 juta.
“Pas datang, ternyata kondisinya tidak sesuai harapan. Akhirnya semua kita lepas dan turunkan, kita ganti pakai kayu,” sebutnya.
Karena bodi sudah rusak, tidak bisa dijadikan patokan. Akhirnya pinjam bodi punya teman.
Menariknya, untuk membuat bodi hanya dikerjakan oleh 1 orang saja.
“Karena kalau lebih, bodi tidak akan jadi. Ada saja salahnya. Bisa sambungannya enggak pas, atau tarikan garisnya berbeda. Banyaklah, makanya saya serahkan ke satu orang saja,” sebutnya.
Sedangkan untuk membentuk satu unit utuh, dibutuhkan paling tidak 7 orang.
Pekerja lain mengerjakan bodi kayu, sedangkan mekanik merapikan kaki-kaki, mesin dan sistem elektrikal.
Dengan penggunaan bahan kayu ini, bobot mobil jadi lebih berat. Menurut Fawaz yang juga sering ikut balap speed off-road ini, bobot mobil jadi sekitar 2 ton.
Ini dirasakan langsung oleh para karyawan Equator Wood, pabrik kayu milik Fawaz.
“Kalau bodi aslinya cuma butuh tiga orang untuk mengangkat keseluruhan bodi. Kalau yang kayu butuh delapan orang, itupun hanya bagian belakang saja,” ungkap Didin, salah satu karyawan yang ikut mengerjakan mobil.
Saat dibuat, mobil ini menghabiskan dana sekitar Rp 200 juta.