Otomotifnet.com - Vespa PTS 90 maupun 100 kini punya harga fantastis.
Padahal dulu keluarga Smallframe ini tak laku dan sering diabaikan karena performanya dianggap kurang.
Tapi sekarang jangan berani nawar kalau cuma punya duit pas-pasan.
Harganya sudah 10 kali lipat dari banderol 10 tahun lalu.
Baca Juga: Vespa PTS Mesin Bore Up 130 Cc, Livery Polini, Habiskan Rp 80 juta
Padahal menurut Keifal Islami, salah satu penghobi Vespa, PTS dahulu terbilang motor yang dianggap rongsokan dan kurang diminati orang karena berbagai sebab.
"Jadi dulu Vespa PTS kurang diminati gara-gara cc-nya kecil, tenaganya kurang, sparepart-nya susah, bengkel yang ngerti juga jarang," ucapnya, (24/8/20).
"Jadi orang dulu mikir buat apa beli motor ini kalau merawatnya susah, kalau pun ada yang ngerti biaya servisnya mahal," ujarnya.
Karena faktor itu, Keifal mengungkapkan, harga Vespa PTS dahulu bisa dibeli dengan budget cuma Rp 2 jutaan.
"Saya beli Vespa PTS 100 pas tahun 2010, waktu itu harga pasarannya masih Rp 2 jutaan sampai Rp 5 jutaan," jelasnya.
"Nah saya dapat yang kondisi standar, surat lengkap, pajak hidup cuma Rp 3,5 juta," sebutnya.
"Cuma sekarang harga Vespa PTS melambung karena orang banyak yang cari, terus sparepart orisinal sampai aftermarket yang racing banyak masuk Indonesia, bengkel juga makin lama sudah banyak yang paham perawatannya," lanjut Keifal.
Akhirnya saat ini, harga Vespa PTS di pasaran kata Keifal, rata-rata sudah mencapai puluhan juta.
Baca Juga: Gokil! Mesin Vespa PTS 90 1978 Ini Bisa Buat DP Mobil
"Vespa PTS harganya tergantung kondisi sama yang jual sih, kalau suratnya kosong dan kondisi apa adanya mungkin bisa belasan juta sampai Rp 20 jutaan," bebernya.
"Tapi kalau sudah full restorasi dan modif racingan bisa Rp 30 juta sampai Rp 50 jutaan lebih," jelasnya.
"Tapi yang harganya tinggi biasanya yang full orisinal atau sudah pakai part racing. Karena untuk modif Vespa PTS dengan part racing biayanya juga bisa puluhan juta," tambah Keifal.
Sekadar informasi Vespa PTS hadir di Indonesia dari tahun 1976 hingga 1984 dengan kubikasi mesin 90 cc dan transmisi manual 3 percepatan.
Selang dua tahun kemunculannya, Vespa PTS 100 diluncurkan PT Dan Motor Indonesia selaku agen pemegang merek Vespa di Indonesia kala itu.
Keifal Islami juga menuturkan kelebihan dan kekurangan lain dari Vespa PTS.
Vespa PTS 100 dan PTS 90 kini banyak diburu penghobi untuk dijadikan motor koleksi.
Padahal dengan kubikasi mesin 90 cc dan 100 cc plus jumlah gigi yang hanya 3, membuat Vespa PTS kurang fungsional untuk digunakan sehari-hari.
Baca Juga: Harta Karun Berlimpah, Jejeran Vespa Berdebu, Kabarnya Di Pabrik Danmotors
Keifal Islami sebagai penghobi Vespa mengatakan, bentuknya yang mungil, ditambah desain yang manis dinilai jadi daya tarik Vespa PTS.
"Kelebihan Vespa PTS memang ada di bodi yang slim dan enak buat nyelap-nyalip, bobot sama bantingannya juga enak," jelasnya.
"Jadi daya tarik utama motor ini memang dari desainnya," ujar Keifal.
"Apalagi Vespa kan terkenalnya bodinya berat, sama larinya lelet. Sementara PTS ini bodinya mungil, desainnya manis dan mesinnya bisa dibikin ngebut juga dengan part racing," sambungnya.
"Makanya orang banyak tertarik sekarang," lanjutnya.
Tapi menurut Keifal, selain kelebihan tersebut, ada sejumlah kekurangan Vespa PTS yang musti diketahui.
"Pertama dari segi tenaga, kalau dibandingkan dengan kondisi standarnya. Vespa PTS kalah dengan Vespa largeframe yang mesinnya 150 cc seperti Sprint, Super atau PX dan sebagainya," sebutnya.
Selain itu, kata Keifal, struktur rangka dan mesin Vespa PTS juga berbeda dengan Vespa largeframe yang umum beredar.
Baca Juga: Suaranya Nyandu, Skuter Mungil Knalpotnya Pedes Kayak Cabe, Larinya Ngibrit
"Vespa PTS ini blok mesinnya agak berdiri kalau Vespa largeframe kan mesinnya tidur," ungkapnya.
"Jadi torsi PTS lebih mumpuni kalau mau dibikin jadi kebut dengan part racing, apalagi sekarang part racing aftermarket-nya mudah dicari," terangnya.
"Tapi kalau mau ngoprek mesin Vespa PTS ini agak ribet dibanding Vespa largeframe," ucapnya.
"Kalau Vespa biasa tinggal buka tepong kanan tinggal bongkar tanpa turunin mesin, sementara PTS ini beda," lanjut Keifal.
Contoh ribetnya ngoprek Vespa PTS, disebut Keifal, ketika pembenahan mesin dan penggantian tali kopling yang putus.
"Kalau untuk servis rutin atau copot busi enggak susah. Tapi yang ribet itu ketika belah mesin atau ganti tali kopling, benerin mesinnya lebih enak kalau diturunin dan dimensi bodinya yang kecil bikin mekanik kerja ekstra karena space-nya sempit," jelasnya.
Keifal menambahkan, kekurangan Vespa PTS juga karena tak semua bengkel mengerti soal perawatannya.
"Sebenarnya banyak yang sudah bisa servis Vespa PTS, tapi ada juga beberapa bengkel yang enggak menerima," tuturnya.
"Alasannya karena agak ribet bongkarnya, jadi pengaruh ke biaya servisnya yang lebih mahal dibanding Vespa pada umumnya," tutupnya.