Otomotifnet.com – Maverick Vinales jadi salah satu korban penerapan regulasi engine penalty di musim lomba 2020.
Regulasi tersebut menyebut kalau setiap pembalap hanya punya kuota 5 mesin yang bisa dipakai. Nah, Vinales harus sampai menghabiskan enam mesin.
Akibatnya, saat di MotoGP Valencia, dirinya harus start dari pit lane, bukan standing grid.
Sejatinya, setiap pembalap di tim-tim yang sering menang punya kuota 7 mesin, namun karena jumlah balap 2020 dipangkas, akhirnya diputuskan hanya 5 saja.
Baca Juga: Maverick Vinales Mengetahui Kelemahan Yamaha Sejak Test di Sepang, Telat Untuk Kembali
Sebenarnya bukan hanya Vinales saja yang pernah merasakan keganasan regulasi yang berlaku pertengahan 2009 ini.
Loris Capirossi, saat 2009 berada di tim Suzuki jadi pembalap pertama yang merasakan regulasi ini.
Ketika itu regulasi memang masih uji coba, tapi sudah benar-benar diterapkan karena untuk menghemat biaya balap.
Terbukti, sanksi yang diberikan kepada Capirossi agak berbeda. Dirinya hanya dikenakan sanksi start dari posisi paling belakang, dan Suzuki dikenakan pengurangan point.
Korban berikutnya adalah Valentino Rossi. Ketika itu, tahun 2011, The Doctor masih bersama tim Ducati.
Saat MotoGP Aragon, dirinya harus merasakan start dari pit lane, karena tidak bisa memenuhi kuota tersebut. Penyebabnya, saat itu Ducati memang sedang mengembangkan mesin dan juga sasis.
Berikutnya adalah Pol Espargaro saat tahun 2017 dan masih di Red Bull KTM.
Sama seperti Rossi, Pol juga merasakan start dari pit lane saat MotoGP Valencia.
Saat itu, KTM sedang ada penyesuaian karena baru pindah dari mesin Screamer ke Big Bang.
Ternyata, banyak juga korbannya.