Penghapusan BBM Premium Bisa Batal Nih, Efek Presiden Jokowi Terapkan Aturan Baru?

Ferdian,Muhammad Mavellyno Vedhitya - Senin, 3 Januari 2022 | 19:40 WIB

Pompa pengisian BBM Premium di SPBU Pertamina. (Ferdian,Muhammad Mavellyno Vedhitya - )

Otomotifnet.com - Belum lama ini Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menetapkan aturan baru mengenai distribusi dan harga jual Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan RON 88 alias Premium.

Ini jadi pertanda rencana penghapusan bensin jenis Premium pada 2022 sepertinya terancam batal.

Dalam Perpres 117/2021 perubahan ketiga dari Perpres 191/2014 tentang hal yang sama, pada Pasal 3 ayat 2 dan 3 disebutkan bahwa premium adalah jenis BBM khusus penugasan untuk didistribusikan di seluruh Indonesia.

Tertera dalam Perpres 191/2014 mengecualikan distribusi bensin premium di DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I.Yogyakarta, Jawa Timur, dan Bali.

Sedangkan di dalam Perpres 117/2021 yang baru tidak ada lagi pengecualian wilayah distribusi bensin bensin jenis Premium.

Berdasarkan Perpres 117/2021 ini, nantinya badan pengatur yang akan melakukan verifikasi volume jenis BBM khusus penugasan.

Baca Juga: Setuju Enggak Nih? Kalau Premium Dihapus, YLKI Usul Harga BBM Pertamax Disubsidi

Sementara pemeriksaan dan review perhitungan volume bensin premium dilakukan oleh auditor yang berwenang.

Direktur Pembinaan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Soerjaningsih sebelumnya membenarkan rencana penghapusan distribusi Premium pada 2022.

Kemudian BBM dengan RON 90 seperti Pertalite dinilai lebih ramah lingkungan ketimbang premium yang memiliki RON 88.

"Indonesia memasuki masa transisi menuju BBM ramah lingkungan dengan mengganti Premium dengan Pertalite. Berdasarkan roadmap nantinya Pertalite akan digantikan dengan Pertamax," dalam keterangannya beberapa waktu yang lalu.

Peralihan dari Premium ke Pertalite ini diyakini dapat menurunkan kadar emisi karbon dioksida sebesar 14 persen.

Sementara itu, peralihan dari Pertalite ke Pertamax mampu menurunkan kadar emisi karbon dioksida sebanyak 27 persen.