Ia menyatakan, jenazah terpaksa dibawa pulang pakai motor karena ambulans Puskesmas Bulagi rusak.
Heliawati juga telah berupaya menghubungi Pemerintah Kecamatan Bulagi.
Namun ambulans milik pemerintah setempat juga rusak.
Pegawainya juga telah menghubungi pemerintah Desa Sabang namun terkendala jaringan telepon.
"Kami kemudian menghubungi Sinode yang memiliki ambulans, namun tak diizinkan," bebernya.
"Karena mobil tersebut bukan diperuntukkan mengantar jenazah," ucap Heliawati.
Puskesmas Bulagi pun menyampaikan kendala itu dan keluarga pasien memutuskan membawa pulang mayat dengan Yamaha Mio M3.
"Kami sudah sampaikan ke keluarga pasien bahwa tidak ada mobil jenazah yang tersedia," jelasnya.
"Keluarga pasien ngotot membawa pulang jenazah dengan menggunakan motor," ucapnya.
"Kami tidak bisa berbuat banyak karena keluarga pasien memaksa membawa pulang jenazah," ucap Heliawati.
Sementara Bupati Kabupaten Banggai, Rais D. Adam meminta maaf atas peristiwa tersebut.
"Saya sebagai Bupati tentu merasa prihatin dan mohon maaf atas kejadian ini," katanya.
Rais selanjutnya akan memastikan kepada pihak Puskesmas Bulagi.
Utamanya melihat apakah ada pelanggaran Prosedur Operasi Standar (SOP).
Jika nanti ada indikasi tersebut, Rais akan tegas memberikan sanksi.
"Selanjutnya dari pihak Puskesmas, saya nanti akan melihat sejauh mana terjadi pelanggaran prosedur," terang Rais.
"Sesungguhnya kejadian ini tidak boleh terjadi," tandasnya.
Baca Juga: Ngeri Campur Merinding, Mobil Jenazah Babak Belur, Mayat Terlempar Keluar Kabin