Otomotifnet.com - Bore up atau ganti piston dengan yang lebih besar jadi pilihan cara untuk upgrade mesin.
Nah, dalam proses penggantian piston ini selain memilih kekuatan piston dan tinggi dome untuk kompresi, wajib tahu juga yang namanya piston speed.
"Jadi di tiap-tiap piston ini punya piston speed yang berbeda-beda," buka Agus Supriyadi mekanik dari bengkel Langit Speed Evolution di daerah Kemayoran, Jakarta Pusat.
"Piston speed sendiri merupakan kecepatan piston untuk bergerak maju-mundur dari Titik Mati Bawah (TMB) ke Titik Mati Atas (TMA) dan sebaliknya," terangnya.
"Piston speed ini tidak kalah penting dari pemilihan bahan dan dome piston. Soalnya kalau kita mensetting mesin melebihi limiter dari piston speed ini maka piston pasti jebol," tambah Agus.
Menurut Agus piston speed motor standar rata-rata ada di bawah 20 m/s.
"Sementara untuk piston racing angkanya sekitar 22 m/s atau lebih tinggi dari standar," lanjutnya lagi.
Semakin besar angka piston speed tentu semakin kuat piston untuk digeber dalam rpm tinggi.
Untuk menghitung piston speed yang ideal untuk motor spesifikasi mesin motor kalian sebenarnya gampang.
Kalian bisa gunakan rumus F (limiter rpm) = C (Piston Speed) / 2 X L (stroke motor)
Ambil contoh misal kita pasang piston racing yang punya piston speed 22 m/s di Suzuki Satria F150 yang punya stroke 48,8 mm (0,0488 meter) maka hasilnya.
F= 22/(2 x 0,0488)
Hasilnya = 225,41 putaran/detik x 60 detik karena satu menit 60 detik, maka rpm maksimal yang mampu ditahan oleh piston itu adalah 13.524 rpm.
"Seandainya rpm kita setting maksimal di angka 14 ribu itu sudah pasti piston jebol. Makanya kita harus tahu batasan piston speed terlebih dahulu sebelum melakukan upgrade mesin," tutupnya.
Baca Juga: Jajal Metode Tanam Boring Untuk Atasi Liner Baret, Cari Bengkel Yang Hasil Kerjanya Presisi