Otomotifnet.com - Kasus penganiayaan di tol Dalam Kota, Jakarta makin panjang.
Korban penganiayaan, Justin Frederick justru dilaporkan balik oleh tersangka.
Yakni sopir Nissan X-Trail pelat B 1146 RFH yang melakukan pemukulan secara brutal.
Diketahui, Justin Frederick merupakan anak dari Politisi PDI Perjuangan, Indah Kurniawati.
Sedangkan kedua pelaku, Ali Fanser Marasabessy dan Faisal Marasabessy merupakan ayah dan anak.
Ali Fanser Marasabessy diketahui Ketua dari ormas Pemuda Bravo Lima.
Akibat perbuatannya, Faisal Marasabessy telah ditetapkan sebagai tersangka.
Atas insiden di tol Dalam Kota Gatot Subroto, Jakarta Selatan, (4/6/22) kemarin.
Ormas Pemuda Bravo Lima pun bereaksi lewat sekretarisnya, Ahmad Zazali.
Sekretaris Pemuda Pejuang Bravo Lima, ungkap.
"Bahwa salah satu orang yang mengenakan batik adalah benar rekan kami Ali Fanser Marasabessy (AFM) yang juga Ketua Pemuda Pejuàng Bravo Lima," ucap Ahmad Zazali, (5/6/22).
"Organisasi sayap Perhimpunan Pejuang Bravo Lima, relawan pemenangan Jokowi-Ma'ruf Amin," imbuhnya.
Menurut Ahmad, penganiayaan itu terjadi lantaran Justin yang memicunya.
Justin disebut mengacungkan jari tengah ke Ali Fanser Marasabessy sehingga perkelahian terjadi.
"Dalam peristiwa tersebut AFM menjadi korban pemukulan yang dilakukan JF, hal itu menjadi pemicu perkelahian antara JF dengan FM.
"Bahkan telah berusaha melerai perkelahian tersebut," jelasnya.
"Perlu kami luruskan yang terjadi sebenarnya adalah JF yang terlebih dahulu mengacungkan jari tengah ("berengsek") ketika mobilnya didahului oleh kendaraan yang ditumpangi AFM," tambahnya.
Berikut isi klarifikasi dari DPP Pemuda Pejuang Bravo Lima:
Berikut isi pernyataannya:
Klarifikasi terhadap Video Viral dan pemberitaan berisi perkelahian di Tol Gatot Subroto pada Sabtu, 4 Juni 2022.
Berkenaan dengan hal tersebut kami perlu menyampaikan klarifikasi sebagai berikut:
1. Bahwa benar telah terjadi perkelahian di Tol Gatot Subroto, Jakarta Selatan, antara dua orang sebagai akibat dari dugaan ketidaksenangan karena saling mendahului kendaraan.
2. Bahwa salah satu orang yang mengenakan batik adalah benar rekan kami Ali Fanser Marasabessy (AFM) yang juga sebagai Ketua Pemuda Pejuàng Bravo Lima, organisasi sayap Perhimpunan Pejuang Bravo Lima, relawan pemenangan Jokowi-Ma'ruf Amin.
3. Bahwa dalam peristiwa tersebut AFM menjadi korban pemukulan yg dilakukan JF, hal itu menjadi pemicu perkelahian antara JF dengan FM.
Bahkan telah berusaha melerai perkelahian tersebut.
4. Bahwa perlu kami luruskan yang terjadi sebenarnya adalah JF yang terlebih dahulu mengacungkan jari tengah ("berengsek") ketika mobilnya didahului oleh kendaraan yang ditumpangi AFM.
Lalu kendaran yang ditumpangi AFM menghentikan JF untuk menanyakan maksud JF mengacungkan jari tengah tadi, dan JF dengan nada tinggi terlihat marah serta menantang, lalu memukul AFM terlebih dahulu.
Melihat AFM diperlakukan demikian, FM rekan semobil AFM spontan membela sehingga terjadi perkelahian.
5. Bahwa menurut AFM perkelahian tersebut terjadi secara spontan dan tidak ada motif apapun, karena antara AFM dan JF tidak saling kenal sebelumnya.
6. Bahwa untuk tujuan meluruskan dan membuat terang kasus ini, maka AFM bersama Pengacaranya saat ini sedang dalam proses membuat laporan balik di Polda Metro Jaya.
7. Bahwa kami menghormati penanganan perkara ini oleh Polda Metro Jaya secara mandiri dan independen, terbebas dari campur tangan pihak manapun.
8. Bahwa dengan mempertimbangkan kejadian tersebut di atas, dan sebagai wujud dukungan Pemuda Pejuang Bravo Lima terhadap upaya membumikan Pancasila melalui penyelesaian sengketa keadilan restoratif (restorative justice), maka kami berhadap pendekatan ini dikedepan untuk kasus ini.
Demikian Pernyataan ini kami sampaikan untuk dapat menjadi perhatian pihak-pihak terkait.
Baca Juga: Pengemudi X-Trail Pelat RFH Pukuli Pemuda di Tol, Teman Pelaku Cuma Nonton