Otomotifnet.com - Ada usulan karyawan Work From Home (Bekerja Dari Rumah) dua kali seminggu.
Hal ini untuk mensiasati kenaikan harga Pertalite Cs seperti Solar dan Pertamax 92.
Usulan ini dilontarkan Berly Martawardaya, Ekonom INDEF.
Menurutnya, WFH cukup ampuh menekan ongkos transportasi untuk pembelian BBM.
"Pemerintah bisa menjadikan realokasi subsidi BBM sebagai bagian kebijakan sistematis menuju ekonomi hijau dengan meningkatkan insentif untuk energi terbarukan, perbaikan transportasi publik di wilayah urban," ujar Berly, (6/9/22).
"Perlu ditetapkan kerja dan kuliah dari rumah setidaknya 40 persen atau dua hari seminggu untuk mengurangi penggunaan BBM dan emisi karbon dalam jangka menengah," saran Berly.
Berly menilai pemanfaatan BBM bersubsidi selama ini tidak sesuai prinsip keadailan.
Kebijakan pemerintah mensubsidi harga BBM untuk membantu masyarakat tidak mampu.
"Konsumsi BBM didominasi oleh masyarakat mampu, di mana 80 persen Pertalite dan 95 % Solar dikonsumsi kelompok masyarakat mampu sehinga tidak sesuai dengan prinsip distribusi dan keadilan," ujarnya.
Menurut dia, ada beberapa faktor yang menyebabkan pemerintah harus membuat penyesuaian harga BBM.
Pemulihan ekonomi setelah Covid-19 reda dan invasi Rusia ke Ukraina mendorong kenaikan harga minyak dunia sehingga melebihi USD100 per barel sejak Mei 2022.
Kompensasi yang dianggarkan di APBN 2022 sebesar Rp 18,5 triliun tidak cukup untuk menjaga harga Solar dan Pertalite.
Melalui Perpres 98/2022, alokasinya pun ditambah menjadi Rp 252,4 triliun.
Namun ternyata masih tidak mencukupi sehingga diperkirakan perlu tambahan anggaran untuk subsidi BBM sebesar Rp 195,6 triliun sampai akhir tahun 2022.
Diketahui, harga Pertalite, Solar dan Pertamax 92 telah naik per 3 September 2022.
Pertalite naik dari Rp 7.650 menjadi Rp 10 ribu per liter.
Solar melonjak dari Rp 5.150 menjadi Rp 6.800 per liter.
Pertamax 92 dari sebelumnya Rp 12.500 sekarang menjadi Rp 14.500 per liter.
Baca Juga: Demi Urai Kemacetan, Polda Metro Jaya Usul Jam Kerja Kantoran Diubah