Kehilangan terbesar Ducati mungkin ada pada sosok pembalap terloyal mereka, Jack Miller.
Ducati yang terpaksa mengesampingkan Jack Miller demi menduetkan Francesco Bagnaia dan Enea Bastianini.
Sempat memberikan tawaran kontrak ke tim satelit Pramac, Jack Miller memilih gabung ke KTM.
"Kasus Jack, kami sebenarnya punya rencana untuk dia, menawarinya motor pabrikan tetapi dia akan membalap untuk tim satelit Pramac dan juga hanya satu tahun kontrak," ungkap Ciabatti.
"Sehingga bisa dimaklumi kalau akhirnya Miller lebih memilih KTM yang memberinya kontrak 2 musim di tim pabrikan dan mungkin juga dengan gaji yang lebih menggiurkan," jelasnya.
Di sisi lain, Ciabatti memaklumi bahwa itu memang bagian dari risiko, menjadi tim dengan inovasi terbaik dalam pengembangan motor MotoGP.
"Ini dapat dimengerti sepenuhnya. Bagi para teknisi, saya pikir Ducati sangat bangga memiliki insinyur yang bertalenta. Tentu kami menyesal mereka harus meninggalkan Ducati," ucap Ciabatti.
"Tapi terkadang, setelah bertahun-tahun bekerja di posisi yang sama, beberapa orang memang ingin melihat peluang mereka di jabatan lain dalam tim, dan kadang itu tidak mudah diwujudkan oleh Ducati," ungkapnya.
"Jadi pasti mereka akan membawa ilmu-ilmu mereka ke sana. Ya begitulah adanya," pungkas Ciabatti.
Baca Juga: Yamaha Nekat di MotoGP 2023, Tanpa Tim Satelit dan Pakai Mesin Paling Beda