Otomotifnet.com – Hadirnya generasi ke-7 Toyota Kijang Innova memang sempat menimbulkan perdebatan.
Terutama pada varian hybrid yang harganya mencapai lebih dari setelah Milyar untuk varian atasnya. Worth it gak dengan harga segitu?
Hemm.. seperti yang pernah kami bahas sebelumnya, saat pertama masuk kabin Toyota Kijang Innova Zenix hybrid varian tertinggi, yakni Q HV CVT TSS Modellista, seperti memasuki dimensi waktu yang berbeda.
Kami jamin ekspektasi Anda akan langsung berubah seketika memandang ke arah dasbor yang kini tampil besar, plus dari balik kaca depan terlihat lekuk kap mesin yang menyembul.
Baca Juga: Penjualan Toyota Buncit, Innova Zenix Melejit, Kuasai Pasar Otomotif Nasional
Yup, naik mobil ini memang serasa nyetir Fortuner. Wahh..! Tapi tentu bukan itu saja yang coba ditawarkan Toyota.
Bila pada Innova generasi sebelumnya banyak yang mengeluhkan konsumsi bahan bakarnya agak kurang ramah di kantong, terutama yang varian bermesin bensin 2.0 liter.
Maka mind set itu lambat laun akan berubah setelah tau apa yang bisa diberikan Kijang Innova gen-7 varian hybrid ini.
Malah mungkin pemiliknya bakal bisa lebih sering nabung, hehehe..
Bagaimana tidak, saat kami coba varian tertinggi Innova Zenix hybrid yang mengusung transmisi e-CVT ini, jujur kami sempat dibuat terkejut.
Bayangkan, dalam kondisi lalu lintas Ibu Kota jakarta yang macetnya cukup parah di jam-jam pulang kantor, laju kendaraan lebih sering stuck dan kalau jalan paling banter di kecepatan 20 - 30 km/jam, Kijang Innova Zenix Q HV Modelista seharga Rp 611 juta (on the road DKI Jakarta) yang kami jajal ini masih bisa membukukan 15,3 km/liter.
Padahal kecepatan rata-rata sangat rendah dan di bawah parameter yang bisa kami uji (speed average 22 km/jam), yakni hanya 15 km/jam.
Perolehan tersebut terhitung dari kantor kami di kawasan Palmerah, Tanah Abang, Jakarta Pusat, hingga ke rumah di Depok 2, Kota Depok, Jawa Barat sejauh 30,3 km.
Baca Juga: Kijang Innova Zenix Kerasukan Jok Elektris Eropa, Ngabisin Dua Digit
Hal tersebut lantaran meski dalam kondisi lalu lintas yang demikian padat, kerjasama antara mesin berkode M20A-FXS berkapasitas 1.987 cc dengan motor listrik berdaya 111 dk, membuatnya bisa menghemat pemakaian bahan bakar lebih banyak.
Apalagi bila dalam kondisi baterai lithium-ion yang memasok daya ke motor listriknya memadai, yang bertugas menggerakkan roda ya motor listriknya itu, mesin bensinnya mati.
Tapi begitu daya baterai kurang dari 4 bar, mesin bensin akan hidup hanya untuk melakukan pengisian ke baterai.
Makanya pemakaian bahan bakar tidak terlalu banyak, lantaran putaran mesin tidak bermain tinggi.
Tapi ketika kita butuh akselerasi cepat, misalnya buat nyalip kendaraan di depan, output dari mesin bensinnya akan terkoneksi dengan motor listriknya untuk sama-sama atau bekerja sendirian menggerakkan roda depan.
Oiya, mesin pembakaran dalam berkonfigurasi 4 silinder segaris, Dual VVT-I yang diusungnya diklaim punya tenaa mencapai 150 dk pada 6.000 rpm.
Nah, perpaduan dengan motor listrik tadi diklaim Toyota bisa menghasilkan tenaga total mencapai 183 dk.
Dengan performa segitu, membuat tarikan awalnya kami rasakan sangat ringan hingga kecepatan tinggi.
Baca Juga: Audio Innova Zenix Istimewa, Pakai Speaker 3-Way Tak Perlu Diubah
Tendangan motor listrik bekerja hingga sekitar 60 km/jam, selebihnya mobil didorong mesin bensin.
Akselerasinya juga terasa smooth berkat transmisi e-CVT yang merupakan hal baru di Kijang.