"Memang transmisi CVT memiliki toleransi beban torsi yang tidak sekuat transmisi otomatis konvensional atau transmisi manual," ungkap Jusri.
Menurutnya, konstruksi transmisi CVT yang menggunakan belt punya beban stress yang rendah.
Saat menerima muatan berlebih, beban stress belt tidak sanggup menggerakkan roda.
"Transmisi CVT juga punya batas toleransi temperatur oli yang sensitif," ujar Jusri.
"Jika oli transmisi CVT panas, maka girboks akan membatasi penyaluran tenaga untuk mencegah kerusakan," jelasnya.
Kondisi ini terjadi pada mobil dengan muatan berlebih sehingga tekanan oli yang dihasilkan lebih tinggi.
Ditambah, cara stop and go yang salah seperti menggantung pedal gas di tanjakan membuat temperatur oli transmisi cepat naik.
"Dalam kondisi stop and go harus pakai rem, bukan tahan gas," tegas Jusri.
Baca Juga: Pesona Mobil Bekas Honda Gak Gampang Luntur, Penggemar Perlu Datang Ke Showroom Ini