4 Fakta Menarik Rantai Motor, Yang Terakhir Bikin Awet

Panji Nugraha - Kamis, 18 Mei 2023 | 20:30 WIB

Ilustrasi seputar rantai motor (Panji Nugraha - )

Sehingga lebih minim gesekan dan dapat membuat umur pakai rantai lebih panjang.

Untuk motor tidak ada keharusan menggunakan sil atau tidak, tergantung kebutuhan.

“Umumnya di Indonesia ukuran 250 cc biasanya pasti sudah memakai seal. Untuk 150 cc dulu tidak pakai seal, tapi sekarang kebanyakan sudah memakai seal,” tambah Insan.

Perawatan

Karena posisi rantai terletak di bawah, tentu lebih riskan terkena kotoran jalan. Baik debu, lumpur dan lainnya.

Ciri-ciri rantai tidak terawat yaitu kotor, karat, dan sudah mengalami keausan.

Risikonya rantai bisa putus saat dipakai jalan karena rantai tidak terawat, jadi hukumnya wajib selalu dirawat biar awet.

Kalau basah terkena air idealnya dikeringkan terlebih dahulu, baru kemudian dilumasi.

“Ketika pada kondisi (musim) hujan seperti saat ini atau kondisi basah kotor dan berlumpur, selalu bersihkan dulu dengan air sampai kotoran hilang. Setelah itu bersihkan dengan chain cleaner, baru setelah ini lumasi dengan chain lubricant pada setiap linknya,” rinci Diko.

Pelumasan rantai tidak perlu terpaku pada patokan setiap beberapa ratur kilometer, lumasi segera ketika rantai sudah dibersihkan.

Nah selain dirawat, rantai juga perlu diganti. Lakukan rutinitas penggantian rantai setiap 5.000 km untuk rantai non-sil dan 15.000-20.000 km untuk rantai yang memiliki sil (O-Ring, X-Ring dan T-Ring).

Selain itu Anda juga dapat melihat pada buku panduan sepeda motor untuk rekomendasi dari masing-masing pabrikan.

“Atau bisa dilihat dari kemuluran dan tumpulnya gir,” tambahnya.

Yang jadi catatan penting dan patut diingat, jangan pernah memakai pelumas bekas untuk melumasi rantai.

“Pelumas bekas itu sudah mengandung butiran-butiran metal hasil gesekan. Nah kalau dioleskan pada rantai, butiran metal ini akan masuk ke sela-sela rantai, selain sesama plate pada rantai, rantai dan gir ini akan saling beradu,” rinci Insan.

Nantinya butiran metal pada oli bekas ini akan menambah friction atau gesekan yang semakin besar, sehingga rantai atau gir akan lebih cepat aus.

Haram pula menggunakan pelumas yang mengandung bensin atau minyak tanah.

Penggunaan pelumas yang mengandung bensin atau minyak tanah juga dapat menyebabkan kerusakan pada sil di rantai.

“Kalau sudah mulur sebaiknya tidak dikencangkan, ganti dengan yang baru, karena kalo dikencangkan potensi putus semakin besar, dan membahayakan,” tambah Insan lagi.

Selain bersih-bersih rantai, yang tidak kalah penting yaitu mengecek tingkat ketegangan rantai.

“Sambil melakukan pemanasan mesin waktu WFH, sekalian juga cek rantai roda apakah terlalu kendur atau kering. Matikan mesin motor lalu lakukan penyetelan rantai roda,” tambah Endro Sutarno, Technical Service Division PT Astra Honda Motor.

Ketegangan rantai bisa diperiksa dengan cara putar roda kemudian dengarkan suara rantai ada noise atau berisik.

Selain itu bisa juga dengan mengecek di tengah-tengah rantai antara roda dan as rear arm.

Tegangan atau jarak main rantai sekitar 15-35 mm, tergantung spesifikasi motor masing-masing.

Baca Juga: Kawasaki ZX-25R Tarikannya Enteng, Mainkan Ukuran Gir dan Rantai