Selain digadaikan, mobil yang disewa Bayu dan komplotannya sering dijual ke luar provinsi maupun luar pulau.
"Kami tawarkan dengan harga sangat murah." terang Bayu.
"Bahkan saat itu mobil tahun 2016 ada yang kami jual Rp 25 juta ke Kalimantan," terangnya.
Menyoal perangkat GPS yang dipasang di mobil, Bayu tak ambil pusing.
Pasalnya, dia dan kelompoknya sangat paham perangkat tersebut dipasang di mana.
Bahkan dia tak butuh waktu lama untuk mendeteksi perangkat tersebut.
"Tak lebih 1 jam kami bisa tahu perangkat itu dipasang di mana." akuinya.
"Sekecil apapun bisa kami temukan dan kami lepas," katanya.
Tak jarang komplotan Bayu mendapat pesanan mobil dari pengusaha rental yang ada di luar wilayah hingga luar Pulau Jawa.
Bayu menyebut, mobil rental hasil tindak kriminal itu dengan nama ' mobil es teh manis', alias hanya dibekali STNK tanpa BPKB.
"Waktu itu kami tidak peduli mobil itu mau diapakan, yang penting dapat order ya kami kerjakan."
"Biasanya pemesan minta mobil sudah bersih dari perangkat GPS dan memasang pelat nomor palsu." bebernya
"Untuk harga mobil baru dua tahun di bawah Rp 60 juta," tuturnya.
Diakuinya, modus tersebut sampai sekarang masih dilakukan oleh kelompok lain.
Jadi dia tak heran jika ada mobil rental yang digadaikan.
Bahkan dia menanggapi secara santai insiden berdarah bos rental mobil yang terjadi Sukolilo Pati.
"Bisa jadi yang kerja juga komplotan seperti saya dulu," paparnya.
Meski demikian, Bayu kapok menjalani bisnis gelap yang dia lakukan beberapa tahun silam.
Bayu menambah, memang uang dari hasil menggelapkan mobil besar, tapi risiko juga besar.
"Kalau sudah dipenjara bertahun-tahun baru merasakan penyesalan." kata Bayu.
"Uang hasil kriminal juga tidak lama, saya berani taruhan uang hasil tindak kriminal pasti habis," imbuhnya.
Baca Juga: Terungkap, Inilah Burhanis Bos Rental Mobil Yang Meregang Nyawa Dikeroyok di Sukolilo Pati