Begini Cara Mengendarai Mobil Listrik Agar Jarak Tempuhnya Bisa Jauh

Andhika Arthawijaya - Jumat, 4 Oktober 2024 | 16:30 WIB

Delapan unit All-new Kona Electric Signature Long Range saat dijajal awak media dari Jakarta menuju Semarang (2/10/2024) (Andhika Arthawijaya - )

Otomotifnet.com - Begini cara mengendarai mobil listrik agar hemat baterai, sehingga jarak tempuhnya bisa jauh.

Trik mengendarai mobil listrik agar jarak tempuhnya bisa jauh tersebut diungkapkan oleh Bonar Pakpahan, Product Expert PT Hyundai Motors Indonesia (HMID), sesaat sebelum melepas rombongan awak media yang akan menguji Hyundai All New Kona Electric dari Bekasi menuju kota Semarang, Jawa Tengah, Rabu kemarin (2/10/2024).

Pertama, "Hindari melakukan akselerasi dan deselerasi secara mendadak," jelas Bonar.

Sebab prilaku ini kata Bonar, terutama melakukan akselerasi secara mendadak dengan menekan pedal gas dalam, akan menguras daya baterai lebih cepat.

Sebaliknya dengan melakukan deselerasi secara mendadak, "Akan membuat mobil jadi tidak punya kesempatan melakukan regenerative braking," tambahnya.

Baca Juga: Disiksa Sejauh 500 Km Lebih, Begini Rasa Berkendara Hyundai All-new KONA Electric

Padahal dengan manfaatkan kemampuan regenerative braking, akan membuat pemakaian daya baterai kendaraan jadi lebih lama.

Seperti kita ketahui, umumnya pada kendaraan listrik memiliki fitur regenerative braking buat proses recharging baterainya secara mandiri.

Dan fitur regenerative braking ini dapat diaktifkan dalam beberapa level, dimana masing-masing level memiliki kemampuan menghasilkan pengisian ulang baterai yang berbeda-beda.

Contohnya seperti di All-new Kona Electric yang level regenaritive brakingnya dapat disesuaikan lewat paddle shifter yang ada di balik setir.

Andhika Arthawijaya/Otomotifnet
Paddle shifter di balik kemudi All-new Kona Electric berfungsi untuk mengatur level regenarative braking

Selanjutnya adalah perhatikan kondisi arus lalu lintas atau traffic flow yang sedang dilalui, "Karena ini masih berhubungan dengan poin sebelumnya yaitu akselerasi dan deselerasi," tukas Bonar.

Ia lantas mencontohkan misalnya pada jalur yang kita lewati di depannya ada bus, dan di belakang bus ada mobil lain.

Karena bus bergerak lambat, si mobil yang di belakangnya mau pindah jalur atau mau overtaking untuk melewatinya.

"Nah, mobil kita yang berada di jalur yang sama, reaksinya ada dua pilihan. Yaitu mobil tetap berakselerasi sampai dekat dengan bus, lalu dilakukan deselerasi, atau kita angkat pedal akseleratornya dan biarkan mobil secara natural mengurangi kecepatannya," bilang Bonar.

Baca Juga: All-new KONA Electric Digas Dari Jakarta-Semarang Tanpa Ngecas Baterai, Bisa?

Andhika Arthawijaya/Otomotifnet
Selalu perhatikan arus lalu lintas atau traffic flow pada jalur yang dilewati

Jika memilih opsi kedua, lanjutnya, berarti ada hubungannya dengan regenerative braking tadi.

"Jadi dengan kita memperhatikan arus lalu lintas di sekeliling kita, driving management atau manajemen mengemudi kita bisa kita atur sedemikian rupa untuk memaksimalkan jarak tempuh atau meminimalkan penggunaan energi baterai," terangnya.

Berikutnya, lanjut Bonar, hindari melakukan pengisian perangkat elektronik (misalnya gadget) yang tidak perlu.

Andhika Arthawijaya/Otomotifnet
Hindari ngecas perangkat elektronik yang tidak perlu, terutama bila baterainya masih banyak

Terutama bila daya baterainya masih cukup banyak. Walaupun di mobil dilengkapi dengan berbagai fitur seperti wireless charger dan USB port.

"Karena penggunaanya tetap akan menyedot energi listrik dari baterai kendaraan," jelas Bonar lagi

Kemudian hindari sering membuka jendela saat mobil melaju. Hal ini kata Bonar untuk meminimalkan hambatan udara.

Terakhir, gunakan mode resirkulasi udara saat menggunakan AC.

Maksudnya, udara yang ada di kabin dialirkan kembali lewat AC, atau berputar di dalam kendaran. Jangan pakai mode yang mengambil udara dari luar.

"Karena kalau kita mengambil udara dari luar, maka akan memicu sistem AC akan mendinginkan atau memanaskan udara dari luar tersebut. Dan itu akan membutuhkan energi listrik," pungkasnya.