Awalnya, Aban seorang pengusaha furniture dari Samarinda, Kalimantan Timur tertarik untuk membangun sebuah supermoto. Basic yang dipilih Kawasaki KLX 150S. Uneg-uneg diungkapkan ke Lerry Rahmat Rizky, punggawa Caos Custom Bike lewat ponsel. “Aku juga tidak mengenalnya. Beliau dapat nomerku dari temannya,” buka Lerry.
Aliran supermoto, tentunya fokus di kaki-kaki. Karena, itu yang membedakan antara supermoto, adventure dan harian. Lerry pun menyarankan untuk menggunakan kaki-kaki dari limbah Aprilia. Lebih kokoh dan gahar untuk supermoto style.
Sepakat. Dana ditransfer, Lerry pun belanja sok depan upside down dan lengan ayun Aprilia. Pelek depan menggunakan merek TK dengan diameter 17 lebar 5 inci untuk belakang dan 3,5 inchi untuk depan.
Nah, ketika kaki-kaki sudah siap, “Ternyata beliau berubah pikiran. Kaki-kaki sudah bagus, sayang jika dipasangkan dengan KLX150. Jadi kurang greget. Akhirnya dipilihlah Kawasaki D-Tracker 250,” jelas Lerry.
Untung saja, Kawasaki KLX 150 belum dibeli. Sepakat lagi. Dana pun ditransfer. Ting... Lerry pun berburu D-Tracker terbitan 2011 berwarna putih-merah. Bagi Lerry, proses perakitan kaki-kaki bukan perkara susah. Sudah khatam. “Hanya membuat segitiga komstir agar sesuai dengan sok Aprilia. Itupun gak perlu waktu lama,” tegas pecinta motor Kawasaki ini.
Semua progress dilaporkan lewat telepon dan foto melalui gadget. Termasuk ketika memilih warna. Aban, cinta mati dengan warna kuning. Biar Lerry tidak salah memilih warna, Aban mengirimkan merek dan nomor kode cat yang dipilih untuk dibelanjakan di Jakarta.
Setelah proses pengecatan selesai, motor pun di kirim ke Samarinda. Tak hanya dipakai harian, bahkan diikutkan kontes motor di sana. Hasilnya, juara pertama kelas Extreme. Siapa sangka motor ini dibangun hanya dengan komunikasi online. (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Disc brake: Moto Master
Handlebar: Contour
Pelapis Jok: MBTech
Knalpot: Two Brothers
Editor | : | billy |
KOMENTAR