Namun gelar IP 125 tidak bisa digapai karena absen di seri terakhir itu. Kehebatan Topan juara IP 110 tidak lepas dari Yamaha Jupiter-Z yang digeber rider dari tim Yamaha Yamalube R9 Nissin KYT Tunggal Jaya itu.
Jupiter-Z Topan bisa memimpin poin berkat Hawadis sang mekanik mampu seting agar akselerasi kilat. Apalagi beberapa sirkuit IP 2012 didominasi trek pendek-pendek.
Hawadis sudah pasti seting rasio kompresi, durasi kem, spuyer dan gir roda. Tapi, paling penting Hawadis yang bermarkas di Tanjung Priok, Jakarta Utara itu memperkecil porting isap jadi 23,8 mm.
Angka 23,8 mm dianggap kecil. Supaya didapat gas speed yang kilat. Logikanya seperti aliran air di slang kecil. “Kecepatan alirannya akan lebih kencang dibanding di slang yang besar,” kata Hawadis yang berkumis tipis.
Hawadis pernah coba pakai 24 mm di Sentul Kecil. Tapi, motor malah enggak bisa cepat keluar tikungan. Memang, lubang porting 23,8 mm sedikit lebih kecil dibanding yang biasa dibikin Hawadis untuk trek di luar Sentul Kecil. Biasanya dia mematok lubang isap 24 mm. Ukuran ini biasa diaplikasi trek yang mengandalkan power macam Sentul Besar.
Untuk durasi klep, Hawadis memang punya pakem. Kalau diamati dari beberapa kali masuk MOTOR Plus, Jupiter-Z garapan Hawadis durasinya bermain di angka 270, 271 dan 272 derajat. Angka ini naik-turun tergantung setelan klep juga.
Di 2012 yang berbeda di hampir setiap seri yaitu menggunakan knalpot R9 (Racing Generation). Apalagi di 2012 ini tim tempat bernaung Topan disupport langsung knalpot yang teknologinya sudah menggunakan bahan titanium itu.
Namun sebenarnya sebelum terikat kontrak dengan knalpot R9, mekanik dari Jl. Swatirta, RT 17/09, Tanjung Priok, Jakarta Utara itu sudah sering menggunakan knalpot ini. Makin mentap setelah terikat kontrak dan selalu ada bonus untuk setiap kali juara.
Teknologi lain yang diterap yaitu menggunakan stabiliser triple three. Terikat di segitiga yang fungsinya sebagai penyetabil. Terbuat dari duralium. Menurut Malix, salah satu kru tim, ini buatan Yonk Jaya Motor Bandung.
Untuk didapat handling mantap, sokbreker belakang aplikasi YSS. Sip...!
KOREKAN YANG STABIL
Korekan atau hasil tuning Hawadis selalu stabil bahkan jarang jebol. Pernah terlihat di IndoPrix 2011, Surabaya, oli muncrat dari rumah kopling. Jadi, bukan karena panasnya mesin.
“Biasanya masalah timbul di mesin atau luar silinder dan ruang bakar. Seperti kampas kopling hangus, kruk-as longgar atau piston aus. Dan itu disebabkan kurangnya ketellitian saat berkerja. Makanya presisi dan ketelitian itu penting,” ucap Hawadis yang aseli Madura itu.
Makanya part atau omponen yang jadi perhatian adalah menjaga kondisi kruk as tetap prima. Apalagi kerja part vital ini berat karena harus menahan impact juga gasingan. Jika bermasalah, komponen pendukung juga kena imbas. “Misal kruk-as. Kalau mau aman ganti setiap 3 kali event berlangsung. Begitu juga piston yang mesti diganti setiap 2 kali balap.”
Hawadis memang kalau dilihat dari karakter portingnya pernah aneh. “Lubang porting bukannya bulat, malah kotak,” jelas Wono, spesialis pasang klep besar yang tidak sengaja mengamati korekan mekanik-mekanik bekan Indonesia.
Namun sekarang Hawadis berbeda. Dalam mengorek mesin selalu membuat lubang porting bulat. Artinya tidak lagi kotak. (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
CDI : BRT-Bintang Racing Team
Ban belakang : Battlax 140/70-17
Karbu : Mikuni TM 24
Ban : IRC 90/80-17
Editor | : | billy |
KOMENTAR