Dites pakai dynamometer Dynojet 250i milik Sportisi Motorsport
Untuk membuktikan klaim pakai Pertalite mampu menghasilkan tenaga lebih besar, OTOMOTIF melakukan pengujian langsung pakai dynamometer agar terekam tenaga yang dihasilkan. Pengujian menggunakan Yamaha MX King 150 yang punya rasio kompresi 10,4:1, kondisi mesin standar pabrik. Pengetesan pakai dynamometer Dynojet 250i milik Sportisi Motorsport di Rawamangun, Jaktim.
Pengujian pakai 3 jenis bensin sekaligus, Premium, Pertalite dan Pertamax. Tiap bahan bakar diuji dalam beberapa kali run sampai mendapatkan angka maksimal. Agar tak terkontaminasi, tiap selesai satu jenis bensin, tangki dikuras dengan disedot kemudian dihidupkan sampai mesin mati.
Lalu diisi bensin yang baru dan dihidupkan terlebih dahulu beberapa saat agar efek bensin sebelumnya hilang. Baru kemudian diukur performanya. Percobaan pertama pakai Premium. Tenaga maksimal yang dihasilkan 13,33 dk @ 8.650 rpm dan torsi 12,45 Nm @ 6.900 rpm.
Grafik hasil dyno, Pertamax paling bertenaga dan Pertalite di atas Premium
Brahmantio Prayogo, pemilik Sportisi yang membantu pengukuran memberikan catatan, pakai Premium ketika gas dibuka terdengar ada ngelitik dan kenaikan putaran mesin berat, “Mesin juga terasa begitu panas,” ujarnya.
Sementara setelah pakai Pertalite naik jadi 13,38 dk @ 8.650 rpm dan torsi 12,64 Nm @ 6.800 rpm. Kendati kenaikan performa maksimalnya beda sedikit, tapi di rentang 4.700-7.400 rpm bedanya cukup besar. “Dan ngelitiknya hilang,” ujar Bram, sapaan Brahmantio.
Bagaimana jika pakai Pertamax? Ternyata performa kembali naik. Tenaga maksimal jadi 13,58 dk @ 8.500 rpm dan torsi 12,81 Nm @ 6.750 rpm. Dengan bensin beroktan 92 ini, di semua rentang putaran mesin sangat terlihat jelas bedanya dengan Premium. (otomotifnet.com)
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR