Salah satu efeknya tentu suhu kerja yang tinggi, makanya diredam pakai cairan. Nah sayangnya pakai coolant bawaan, dirasakan masih kurang maksimal. Salah satu buktinya extra fan sering menyala apalagi di kemacetan, frame pun terasa hangat di kaki.
Salah satu solusinya bisa contoh yang dilakukan Bayu Yudo Bhaskoro, di grup Pulsar 200NS Indonesia. Ia menggunakan radiator coolant untuk mobil, Pertamina Coolant.
“Tes boncengan luar kota kecepatan rata-rata 50-70 km/jam siang bolong selama 1,5 jam, kaki rider adem ayem, kipas enggak muter, deltabox cuma sedikit hangat. Mesin tetap smooth bertenaga engak ada penurunan performa, padahal oli 2.000 km belum ganti,” ungkapnya.
Pada kemasan tercantum konsentrat 30%, yang artinya dalam satu galon sudah tercampur formula Ethylene Glycol, chemical colour dan air. Mengintip Material Safety Data Sheet (MSDS) tercantum jika titik didih bisa aman hingga 165° C.
Ini menandakan melebihi standar air yang mendidih pada 100 derajat celcius. Walaupun thermostat sudah bekerja optimal dan membuka pada suhu 90 derajat, kondisi lalu-lintas yang stop n go bisa membuat aliran di water jacket silinder lebih panas. Sehingga resiko overheating bisa ditekan jika titik didih naik.
“Konsentrat 30% Ethylene Glycol, air dan formula lainnya sangat bisa diandalkan,” terang Manager Passanger Car Retail and Marketing PT Pertamina Lubricants, Eko Ricky Susanto.
Pertamina coolant bisa didapat pada semua gerai SPBU Pertamina, toko oli dan sparepart di seluruh Indonesia. Pertamina Coolant dengan kemasan baru yang dijual Rp 83 ribu/4 liter. Untuk Pulsar 200NS bisa pakai untuk empat motor nih! (otomotifnet.com)
| Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR