Seperti dilakukan Verry, member SouthSiders (SS) ini. Yakni, menaikkan kapasitas mesin di ruang bakar alias bore-up. Kebanyakan komunitas menaikkan piston dengan seher Kawasaki Kaze. Kali ini, Verry, pakai yang OS 100 atau diameter 54 mm dan kalo dihitung sekitar 126 cc.
“Kenaikannya sih gak besar, karena masih dipakai ke kantor dan turing. Jadi, pilih bore-up yang aman dan nyaman,” papar warga yang tinggal di daerah Bintaro, Jaksel ini.
1. Kapasitas mesin jadi 126 cc berkat seher Kawasaki Kaze 54 mm OS 100
Rombakan di mesin tersebut diserahkan ke mantan mekanik Honda, Julius Johny Holle. Bapak 4 anak ini owner dari Johny Holle Motor (JHM) di Jl. Karya Barat 2, No. 56A, Daan Mogot, Jakbar.
Memadukan seher Kaze, jalur masuk dan buang di head silinder, lubangnya dihalusin alias polish. “Karena noken as masih asli, butuh buka-tutup per klep yang optimal, maka disubstitusikan per klep Suzuki Smash dan otaknya pakai CDI BRT I-Max,” tambah Om Jhon, sapaannya.
Skutik kelahiran 2006 ini dinaikan ke mesin dyno milik bengkel Ultraspeed Racing daerah Jl. Panjang, Jakbar, guna mengetahui hasilnya. Untuk power rata-rata Vario CW 110 standar sekitar 7 dk di 8.000 rpm, sedang torsi juga gak jauh beda, 7 Nm di 6.500 rpm.
Karburator Honda CBR 150 cukup mengimbangi bore-up 130 cc,Per CVT standar punya Honda Spacy injeksi.
Saat tunggangan itu digeber diatas dyno, tengah rpm engine terasa drop. Namun, Vario yang pakai karbu Honda CBR 150 ini mampu menghasil tenaga sebesar 8,6 dk/8.405 rpm. Sedang torsi terasa di awal bukaan gas, yakni di 8.4 Nm/5.600 rpm.
Menurut operator dyno, tarikan awal lebih cepat dan napas panjang atau mampu digeber sampai 9.000 rpm lebih. Sayang di tengahnya terasa drop, kemungkinan tertahan saluran gas buang atau setingan roller masih kurang pas. Bisa juga ukuran ban yang besar.”
Ganti noken as, bisa maknyus, bro! (motor.otomotifnet.com)
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR