Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Jangan Nekat Terjang Banjir, Waspada Potensi Water Hammer!

Otomotifnet - Jumat, 17 Januari 2014 | 12:01 WIB
Jangan Nekat Terjang Banjir, Waspada Potensi Water Hammer!
Popo
Jangan Nekat Terjang Banjir, Waspada Potensi Water Hammer!

Jakarta - Hingga siang ini banjir di Ibu Kota masih terlihat di beberapa wilayah. Genangan di Pulogadung, Sunter hingga Kelapa Gading dan Mangga Dua masih tinggi.

Buat bikers, kudu waspada saat menerjang banjir. Kalau genangan tidak terlalu tinggi sih enggak masalah. Tapi kalau banjir sudah dalam lebih baik putar arah cari jalan alternatif yang lebih aman. Bukan cuma mogok, tapi kerusakan yang lebih parah bisa terjadi.

Kalau cuma busi basah kena air bisa nyala lagi kalau dikeringkan. Tapi ketika air masuk ke ruang bakar, atau istilahnya water hammer. Komponen mesin bisa rusak parah. Piston dan ring-nya, setang piston serta klep rawan hancur.

"Ketika air masuk ke dalam ruang bakar bisa menjadi sangat berbahaya. Karena air tidak bisa terkompresi seperti bahan bakar," buka Sarwono Edhi, Training Development Analyst PT Astra Honda Motor (AHM).

"Air yang tidak bisa terkompresi akan tetap keras seperti besi ketika ditekan. Makanya disebut water hammer karena efeknya seperti besi ketemu besi. Komponen seperti piston, connection rod (setang piston) dan klep bisa hancur," sambungnya.

Lebih lanjut pria ramah ini menjelaskan bahwa air paling mudah masuk ke ruang bakar melalui filter udara. Ketika menerjang banjir yang sudah terlalu dalam, kemungkinan udara masuk melalui saluran udara sangat mungkin terjadi.

Lalu apa yang harus dilakukan untuk mengantisipasi water hammer bila tiba-tiba mesin motor mati setelah menerjang banjir? Sebaiknya langsung periksa filter udara, apakah ada kemungkinan basah karena air menerobos masuk.

Langkah lain adalah dengan membuka busi. Ada beberapa manfaat melakukan pengecekan pada komponen pemantik api ini. Pertama untuk memastikan tidak ada air yang berada di ruang bakar, cara untuk mengeluarkan air bisa dilakukan dengan meng-engkol mesin beberapa kali dalam kondisi busi terlepas.

Selain itu, ketika melepas busi, kita juga memastikan kondisi busi. Apakah ikut basah karena air menyusup masuk. Kalau iya, tinggal lap kering dan pastikan cop busi tertutup rapat. So, jangan nekat ya! (motor.otomotifnet.com) 

Editor : Dimas Pradopo

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa