“Tantangan tertinggi untuk rantai, ketika proses stop and go kala mudik,” ungkap Benny Rachmawan, Research & Development Mitra2000 produsen part TDR. Yang diungkapkan Benny, memang betul. Sebab, bisa lebih dari ratusan kali proses stop and go dialami. Tentunya, di jalur macet. Macam, Pantura.
Rantai yang kencang menjadi mulur, hal ini berlangsung berulang kali. Kekuatan rantai teruji benar. Selain kerenggangan rantai, fisik rantai dan gir juga kudu diperhatikan. Itu jika sobat enggak mau rantai putus di jalan.
Toh kalau apesnya itu terjadi, sobat musti cari rantai baru. Namun jika tak ada part original, bisa juga kok substitusi rantai motor lain. Asalkan, ada beberapa panduan yang harus diikuti.
Soal kode 420, 428 atau 520 ini bisa dilihat dari bagian pelat datar yang ada di rantai. Selain melihat kode, sobat juga bisa lihat ketebalan gir. Untuk tipe 420 atau 428, pastinya memiliki persamaan jarak antara pin. Bedanya, hanya di lebar pelat dalam alias inner plate yang posisinya tepat di bawah pelat atas.
Untuk yang punya angka 428, memiliki jarak lebar antar pelat sekitar 7,94 mm. Sedangkan buat rantai tipe 420, tentunya punya jarak inner plate lebih kecil.
Yang mesti diperhatikan lainnya, soal panjang mata rantai. Menurut Benny, lebih baik memotong ketimbang menyambung. Itu karena resikonya lebih tinggi putus. Nah, untuk Honda Karisma, Supra X125, Yamaha New Jupiter Z dan Yamaha Vega ZR, punya kesamaan rantai.
“Beda di panjang rantai saja. Ada yang 102, 104 dan 106. Mungkin, bisa dibeli dari yang panjang,” timpal Kardi, juragan Kardi Mulia Motor di Jl. WR Supratman, Kp. Utan, Ciputat, Tangerang. (motorplus-online.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR