Sedikit berbeda, optimisme justru ditunjukan pihak Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI). "Harga BBM bersubsidi yang naik karena subsidinya sudah terlalu besar, rasanya hanya akan mengganggu pasar dalam jangka pendek," buka Wakil Ketua Umum I AISI, Johannes Loman.
Menurutnya, pada jangka panjang justru akan membuat pasar sepeda motor menjadi lebih kokoh. "Dalam jangka panjang, ekonomi di Indonesia justru akan semakin kokoh jika subsidi dialihkan pada pembangunan infrastruktur yang justru akan meningkatkan pendapatan masyarakat secara signifikan," jelasnya.
Lebih lanjut, pria ramah ini memberikan contoh kasus, seandainya dengan dana subsidi tapi ada perbaikan infrastruktur jalan raya menjadi lebih baik maka distribusi komoditi pertanian di daerah juga lebih cepat dan penghasilan masyarakat meningkat.
Atau juga ketika digunakan untuk memperbaiki moda transportasi umum yang lebih baik. "Ketika kualitas public transport menjadi lebih baik pun tidak ada masalah dengan penjualan sepeda motor. Nantinya motor akan tetap jadi pilihan tentunya untuk rute perjalanan yang jaraknya lebih pendek," sambungnya.
Sedang untuk penjualan sepeda motor di Indonesia pada 2014, Johannes Loman memprediksi akan tembus 8 juta unit jika di sisa akhir tahun ini ada penjualan 600 ribu sampai 650 ribu unit tiap bulannya.
Kedepannya, potensi penjualan sepeda motor di Indonesia pun masih terbuka lebar. "Dengan jumlah penduduk hampir 250 juta dan pendapatan masyarakat bertambah tiap tahun, bukan tidak mungkin akan mencapai 10 juta unit pertahunnya," terangnya. (motor.otomotifnet.com)
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR