“Pada saat melakukan pertolongan, jalur nafas si korban jangan sampai terganggu atau tertekuk pada saat memindahkan ke tempat yang lebih aman,” jelas Prof. Dr. dr. Moh Hasan Machfoed, Sp.S(K), M.S, Ketua Persatuan Dokter Syaraf Seluruh Indonesia (Perdossi).
Setelah berada di tempat yang aman, kemudian lakukan pengecekan kondisi. Mulai dari pengecekan nafas, kesadaran, detak jantung, luka-luka dan lainnya. Baiknya segera panggil paramedis atau bawa ke rumah sakit agar mendapat penanganan yang tepat.
Ditambahkan pada saat terjadi kecelakaan, semua benturan pada bagian kepala bisa berakibat fatal. Jika tidak segera ditindaklanjuti, kejadian seperti gegar otak bisa saja terjadi pada si korban.
“Kalau dipaksa terus berkendara bisa berbahaya karena fungsi kerja otak menurun, bikin susah buat konsentrasi,” jelas pria yang biasa disapa Prof. Hasan ini. Seraya menambahkan gejalanya adalah pusing, sakit kepala, telinga berdengung bahkan bisa sampai muntah dan pingsan.
Ukuran helm juga harus diperhatikan demi kenyamanan saat dipakai, sebab kalau terlalu sempit kepala bisa tertekan dan pemakainya akan merasa pusing. (motor.otomotifnet.com)
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR