Hal ini tentunya sesuai dengan harapan Gusti Muhammad Hatta, Menteri Riset dan Teknologi RI. Menurutnya, pengembangan baterai lithium di fasilitas tersebut, bukan hanya dapat digunakan pada mobil listrik yang saat ini sudah tahap prototipe, tapi juga motor listrik.
Dirinya menyatakan jika saat ini nyaris semua elemen dari kendaraan listrik sudah bisa diproduksi lokal. "Tinggal baterai yang masih bolak-balik impor. Nanti, jika semua bisa diproduksi lokal, kita juga bisa bikin mobil atau motor listrik nasional."
Namun, tampaknya perlu waktu untuk menghasilkan karya tersebut. Setidaknya hingga tahun 2017 untuk dapat memproduksi motor listrik nasional. Kenapa begitu lama?
"Pengembangan ini bertahap. Saat ini masih trial pembuatan sel katoda dan anoda dengan bahan baku yang didapat di Indonesia. Kami usahakan 2015 dan 2016 sudah bisa bikin baterai, untuk kemudian diproduksi massal oleh investor perusahaan. Paling cepat tahun 2017, motor listrik nasional sudah bisa produksi massal," ungkap Bambang Prihandoko, Ketua Grup Riset Baterai Lithium LIPI.
Lamanya waktu pengembangan sendiri disebabkan panjangnya proses trial dan error mengenai bahan pembuat baterai. "Harus lulus pengujian dari pihak Batan. Mulai dari tes pengecasan, besaran daya hingga ketahanan."
Selain itu, kendala lain dalam mengembangkan motor listrik nasional adalah menarik investor "Belum Karena skalanya sebatas laboratorium. Pihak Menristek, LIPI, Batan atau BPPT tidak diperkenankan menjual hasil produksinya. Sehingga kami harus menarik investor yang mau memproduksi motor listrik dengan teknologi kami," pungkasnya. (motor.otomotifnet.com)
| Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR