Dan pada Rabu (16/7), Konsorsium Baterai Lithium meresmikan fasilitas pilot plant di Puspitek, Serpong, Tangerang Selatan.
Nantinya, fasilitas pilot plant ini ditujukan sebagai pusat penelitian baterai lithium yang bermanfaat di berbagai elemen, mulai dari kendaraan mobil dan motor hingga komponen elektronik.
"Saat pengembangan mobil listrik beberapa waktu lalu, baterai lithium inilah yang menjadi satu-satunya produk yang belum bisa diproduksi mandiri di Indonesia. Dan kami berharap, fasilitas ini akan mengembangkan suatu produk yang nyata manfaatnya bagi masyarakat," buka Lukman Hakim, Kepala LIPI.
Gusti Muhammad Hatta, Menteri Riset dan Teknologi RI menambahkan jika kedepannya, kemandirian industri baterai akan semakin diperlukan. "Dengan kendaraan listrik, kita jadi tidak tergantung pada bbm. Sehingga aplikasinya bisa mengurangi subsidi bbm dan lebih ramah lingkungan. Kendalanya saat ini baterai pada kendaraan listrik masih terus diimpor."
Hal ini menurutnya tidak boleh terjadi terus menerus. "Kalau sewaktu-waktu makin tergantung impor kan bahaya, jika negara produsen enggan menjual ke Indonesia. Makanya, selama kita bisa kembangkan sendiri, ya kita coba saja," ungkapnya.
Semakin membanggakan, pengembangan baterai lithium ini seluruh elemennya memakai bahan baku lokal. Mulai dari hulu hingga hilir. "Sebagai contoh, bahan mentah lithium banyak terdapat di Ketapang, Kalimantan dan Bangka Belitung. Sementara logam dan plastik bisa didapat dari perusahaan lokal," pungkas Hatta. (motor.otomotifnet.com)
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR