“Pelayannya bisa diajak tukar pikiran soal pemilihan dan bahan Jaket,” ujar Hardy, biker yang membeli sehelai jaket berkelir candy.
“Kami memang membekali front liner dengan pemahaman bahan dan peruntukan jaket,” tutur Arif Gampang Utomo, owner Respiro riding wear. Arif yang jebolan teknik mesin ITS, Surabaya ini rupanya memang mendalami ilmu tekstil.
“Setelah lulus dan bekerja di sebuah perusahaan tekstil di Bandung, saya diberi kesempatan belajar lebih dalam mengenai teknologi material tekstil di Inggris,” tambah pria yang baru berusia 40 tahun ini.
Enggak main-main, profil fabric yang berkualitas dengan spek waterproof, windproof dan breathable jadi makanan sehari-hari. Bahkan lingkungan pergaulan dengan ahli-ahli bahan yang sangat jarang di dunia. Semisal perancang pakaian militer dengan spesifikasi antiinframerah.
Sayangnya saat kembali ke tanah air, ilmu yang didapat tidak semua terpakai. Apalagi bahan yang didevelopnya terlalu mahal untuk dijual di Tanah Air.
Pada 2012, setelah sebelumnya pernah juga bekerjasama dengan sebuah perusahaan pebisnis outdoor ware, ia memutuskan fokus membesarkan Respiro.
“Merek Respiro sendiri sudah saya patenkan sejak 2009,” tambah warga Baros, Bandung ini. Nah passion dirinya yang membuat semua jaket ada pertimbangan fungsional saat dibuat. (motor.otomotifnet.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR