Jakarta - Banyak faktor membuat saat ini konsumen tak lagi setia dengan merek mobil. Pindah ke merek lain atau ganti ke tipe mobil yang lain pun sangat mudah dilakukan. Hal ini dirasakan Astrid Ariani, Senior Marketing Manager PT Mazda Motor Indonesia (MMI).
Menurutnya, banyaknya pilihan di pasar menjadi salah satu penyebab utamanya. "Dulu merek belum banyak, selain itu konsumen juga tahunya paling hanya mobil sedan, MPV dan komersil, tapi sekarang jenisnya sangat beragam. Ada hatchback, SUV, MPV juga ada yang low, sedang sampai premium," bebernya.
Selain itu, wanita ramah ini juga menilai mobilisasi yang semakin tinggi dan keterbukaan informasi di era digital juga memberikan pengaruh yang tak kalah penting.
"Sekarang konsumen bisa dengan mudah mencari informasi seputar mobil lewat forum dan social media. Bahkan anak kecil pun sudah familier dengan internet, tentunya bisa menjadi pengaruh pada pembelian mobil dalam keluarga," sambungnya panjang lebar.
Untuk mampu bertahan, Astrid mengakui jika product menjadi yang utama. "Desain, teknologi dan fitur-fiturnya menjadi yang paling penting. Sedang marketer memberikan personality pada produk tersebut lewat promosi, cara menjual dan harga yang tepat," terangnya.
Sejak kembali ke Indonesia sebagai agen pemegang merek (APM) Mazda pada 2006, PT MMI telah melakukan banyak kesuksesan.
"Di tahun 2006, kami hanya jualan 200 unit mobil setahun," kenangnya. Line up modelnya saat itu pun belum banyak, seperti Mazda 6, Mazda3 dan Mazda B2500. Tapi kini sudah jauh berubah. Di 2014 Mazda memasarkan lebih dari 9 ribu unit mobil. (otomotifnet.com)
Editor | : |
KOMENTAR