Jakarta - PT Honda Prospect Motor telah meluncurkan All New Honda Jazz yang sudah naik kelas ke tahap ke-3. Perubahan pun signifikan di beberapa bagian, baik pada eksterior maupun interior. Bahkan OTOMOTIFNET sempat penjajal hatchback andalan Honda Indonesia ini.
Secara bentuk dan dimensi, All New Honda Jazz ini berubah drastis dibanding pendahulunya. Tapi bagaimana 'isi' sesungguhnya dari mobil yang mengambil model honey comb untuk air dam-nya. Setelah membuka pintu, langsung terlihat aura sporty. Sama seperti eksteriornya.
Posisi Duduk Ergonomis
Langsung ambil posisi untuk duduk di jok pengendara. Model semi bucket cukup nyaman dan ergonomis. Sayap kanan-kirinya mampu menahan tubuh dengan baik, terutama ketika berbelok. Sayang, untuk sebagian yang berpostur 170 cm/80 kg, lumbar support yang menjadi standarnya akan terasa mengganggu.
Sebelum dijalankan, atur dulu beragam kebutuhan yang ada,
seperti spion luar, dalam, ketinggian jok serta setir. Enaknya lagi, untuk setir sudah adopsi tilt dan telescopic sehingga tidak bakal ada lagi terjadi setir terlalu tinggi atau terlalu jauh dari pengendara.
Injak pedal rem, tekan tombol untuk Start layaknya mobil balap. Sejurus kemudian indikator tampil dengan mewahnya. Pendaran sinar biru serta emblem RS di penunjuk kecepatan membawa sisi sporty yang ingin ditonjolkan.
Sporty Luar Dalam
Bagaimana dengan perfoma mesin, suspensi serta girboks? Apakah menunjukkan gejala sporty? Coba berjalan bukan hanya di jalan halus. Kebetulan ditemukan berkontur kurang bagus. Inilah saat yang pas menguji suspensi.
Bagasi cukup luas untuk menampung berbagai jenis barang
Bisa dibilang redaman suspensi cukup keras. Terlebih bagi yang duduk di belakang dan kecepatan cukup tinggi. Untuk di jalan yang halus atau gelombang landai, suspensi menunjukkan redaman yang sangat baik.
Handling yang dirasakan ternyata tidak terlalu berbeda dibanding Jazz generasi 2. Tetap presisi dan unggul ketika berbelok. Putaran kemudi yang enteng serta radius putarnya, membuat All New Jazz sangat mudah berkelit di tempat yang sempit.
Hanya sedikit pembaharuan bertujuan mengejar efisiensi
Pengoperasian dari tuas perseneling juga sangat mudah. Untuk perkotaan cukup 'simpan' di D saja. Jika ingin akselerasi, pindahkan ke S, sekaligus juga bisa memanfaatkan paddle shift-nya. Tuas yang ada di belakang setir ini akan sangat berguna ketika ngebut di jalan berliku. Sayangnya, ketika perpindahan tuas dari S ke D atau sebaliknya, terdengar suara.
Faktor kunci lainnya ada pada mesin. Membopong mesin yang sama seperti pendahulunya L15, namun dengan berbagai penyempurnaan. Performa yang dihasilkan memang sedikit membaik. Demikian juga untuk konsumsi bahan bakarnya.
Diajak berlari dari posisi diam sampai 100 km/jam, mencatat waktu 10,2 detik, lebih cepat 0,5 detik dibanding generasi 2. Sementara itu untuk jarak 402 meter selama 17,3 detik. Ada perbaikan waktu dari Jazz generasi 2 hanya 0,2 detik.
Sementara itu untuk konsumsi, dalam kota dicatat mampu menempuh 12,5 kilometer untuk 1 liter bahan bakar. Sedangkan dalam kecepatan konstan sejauh 20 kilometer.
Editor | : |
KOMENTAR