Masuk ke dalam kabin, Otomotifnet.com yang memiliki tinggi 172 cm merasa cukup sempit terutama pada bagian ruang kaki. Maklum, kursi bagian tengah hanya bisa dilipat untuk akses keluar-masuk baris belakang. Dan bagian bawah jok tak bisa digeser ke depan atau belakang.
Untungnya, kelemahan ini bisa dikurangi dengan ukuran busa jok yang cukup tebal. Tak hanya itu, meski termasuk MPV atap rendah namun ruang kepala Spin terbilang lega. Ini berkat aplikasi blower AC yang tertanam pada plafon, bukan blower menonjol seperti kompetitornya.
Beralih ke jok baris ke-3, di sini ruang kaki kami rasa lebih sempit lagi ketimbang jok tengah. Lutut kami mentok saat duduk menghadap depan. Jadi terpaksa duduk dalam posisi menyerong. Ukuran jok belakang yang ‘kompak’ bisa mengangkut dua penumpang dewasa dengan ruang bahu yang nyaris berdempetan. Tentu kurang nyaman kalau menjadi penumpang saat berjalan jauh.
Menariknya lagi, tiap sisi baris terakhir juga terdapat kompartemen serba guna yang bisa dimanfaatkan sebagai tempat botol minum atau lainnya.
Terakhir, kami juga menguji volume bagasi Spin LT. Saat jok baris ke-3 masih dipasang, ruang bagasinya cukup untuk menampung tiga ransel besar. Tentu saja kapasitas angkut bertambah saat jok baris belakang dilipat. (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : |
KOMENTAR