Nah, selain dua nama pabrikan Jepang yang meramaikan pasar SUV tujuh penumpang tersebut, tersemat nama produsen Amerika, Ford dengan gacoannya, Everest. Lalu, apa kelebihan Everest yang berani menantang dua samurai Jepang itu? Yuk, kita bahas.
Desain, Gahar Ala Koboy
Dari luar, tampang Everest terlihat segar terutama berkat fascia depan yang lebih modern ketimbang versi lawasnya yang berkotak-kotak. Hal ini tampak dari pemakaian headlamp, gril dan desain bumper yang kini berujung bulat.
Lalu desain samping dan belakang, siluet bodi tampak menghadang angin, dengan desain atap yang tinggi, serta kaca depan yang kurang aerodinamis. Di belakang, kesan gagah terpancar dari penempatan ban cadangan dipintu, serta bentuk bumper yang terkesan kokoh. Betul-betul Amerika!
Masuk ke kabin, pengguna Everest bakal dimanjakan dengan sentuhan mewah dan berkelas. Sebut saja penggunaan lapisan kulit di sekujur jok, setir serta door trim. Lalu, panel instrument dan center cluster ber LCD, terlihat padu dengan kemewahan lapisan kulit tersebut.
Fitur dan Teknologi, Lengkap Buat Keluarga
Pada Everest tipe XLT M/T telah dilengkapi dengan fasilitas pemanja kabin yang tergolong lengkap. Diantaranya, sistem audio video yang dikawal dengan headunit LCD dari Kenwood.
Ada lagi LCD 7 inci di kedua headrest bangku baris pertama. Serta, LCD lipat 1, dibagian plafon depan, lebih dari cukup sebagai sarana hiburan keluarga.
Sedangkan bagi pengemudi, Everest tergolong user friendly. Ini berkat penempatan tuas lampu di sebelah kanan dan wiper di kiri, atau sama seperti mobil Jepang pada umumnya. Oiya, logo pada setiap tombolnya juga dibuat besar, jadi fungsi tombol dapat terlihat jelas meski saat mengemudi sekalipun.
Tak hanya itu, sensor parkir serta rear camera juga tertanam pada varian XLT M/T ini. Sehingga saat memarkirkan mobil bongsor ini menjadi lebih mudah.
Performa, Tenaga Ngisi Terus
Tak salah jika mesin Turbodiesel Duratorq TDCi kapasitas 2.500 cc yang menghasilkan tenaga 143 dk nya disandingkan dengan badak. Meski tipe XLT M/T masih menganut transmisi 5-speed manual, tapi tenaga yang tersalur ke roda terasa bagai mengendarai sedan.
Tarikan terasa spontan dan menyentak di rpm rendah dikarenakan mesin terebut memiliki torsi hingga 330 Nm, yang diklaim terbesar di kelasnya
Tenaga tersebut terasa padat dan mengisi terus hingga kecepatan 175 km/jam, saat dipacu di jalan tol. Tentu hal ini tak lepas dari teknologi Advanced Commonrail Fuel Management System, serta Variable Geometry Turbo (VGT) yang dapat mengurangi 'lag" pada turbochargernya.
Handling dan Kenyamanan, Suspensi Masih Mantul-Mantul
Diantara sekian banyak keunggulan yang ditawarkan Everest, nampaknya sektor handling dan kenyamanan merupakan nilai minus dari SUV ini.
Hal ini terasa di sektor suspensinya yang terasa terlalu membal dan limbung di jalan bergelombang, rasanya seperti suspensi mobil Rp 100 jutaan. Tentunya, selain mengurangi kenyamanan, hal tersebut juga bisa mengganggu handling sang pengemudi.
Disamping itu gangguan juga hadir dari suara mesin khas diesel yang terdengar berisik hingga dalam kabin, terutama saat macet.
Oiya, Everest masih memakai tuas rem parkir yang masih berbentuk tongkat lho. Tuas macam ini pernah diaplikasi pada generasi Toyota Kijang dan Isuzu Panther lawas.
Dan tuas rem ini juga terasa sangat mengganggu pengemudi. Seperti saat macet ditanjakan, yang membutuhkan bantuan rem parkir, pengemudi harus sedikit menunduk untuk menarik tuas rem parkirnya.
Harga dan Pesaing
Everest tipe XLT M/T 4X2 dilepas dengan harga Rp 330 juta on the road Jakarta. Sedang versi otomatisnya dilepas Rp 345 juta. Ada pula tipe LTD A/T dengan harga Rp 361,5 juta. Serta varian tertinggi, 4x4 MT 10-S yang dilepas Rp 411,5 juta
Dengan harga yang hampir sama, dipasar SUV 7-seater Tanah Air, Everest bertempur langsung dengan dua samurai Jepang, Mitsubishi Pajero Sport dan Toyota Fortuner.
(mobil.otomotifnet.com)
Editor | : | Billy |
KOMENTAR