Jakarta - Hadir sejak Juli 2004 sampai 2012 silam, Nissan Serena dengan kode sasis C24 terbilang sukses di pasaran.
Saat itu, Serena terbilang tak ada pesaing. Punya keunggulan kabin lega, otomatis jadi incaran masyarakat Indonesia yang memang senang berpergian bersama keluarga.
Dibekali bodi lumayan bongsor, efeknya kabin terasa lega dengan 7 tempat duduk yang nyaman, kursi tengah bisa diputar 180 derajat, suspensi empuk, mesin bertenaga dan kemewahan kabin membuatnya jadi dambaan keluarga mapan.
Sesuai dengan tagline-nya “First Class On The Ground.”
Dengan usia berkisar 10 sampai 2 tahun, tentu ada berbagai masalah yang menghinggapi Serena. Ada keluhan khas seperti limbung, masalah pendinginan sampai keluhan kaki-kaki.
Nah apa sih sumber masalahnya?
Yuk kupas bersama. Tak lupa kami hadirkan pula data hasil tes yang pernah dilakukan OTOMOTIF 2004 silam, termasuk juga tipe yang tersedia saat itu. Yuk... • (otomotifnet.com)
Tipe
Saat hadir 2004 silam, Serena tersedia dalam 2 pilihan yaitu Nissan Serena 2.0 dan Nissan Serena 2.0 Highway Star (HS).
Tipe HS tentu hadir lebih mewah, dengan fitur jok kulit, sein di spion, TV sekaligus DVD player, wood panel, kamera mundur dan pintu kiri belakang elektrik, membuka-tutup tinggal pencet tombol.
Sedang versi standar tak selengkap HS. Saat itu versi CT dijual dengan harga Rp 233 juta dan untuk HS Rp 273 juta. Masuk 2006 versi standar ganti nama jadi CT (Comfort Touring).
Pun begitu, terdapat sedikit ubahan di versi HS, yakni penambahan monitor pada kedua head rest, sekaligus meja lipat yang praktis.
Dan untuk menambah kenyamanan, kini disediakan horden untuk meningkatkan privasi penumpang. Kemudian pada 2010 keluar versi Autech.
Tuner asal Jepang ini melakukan perubahan pada bagian gril, bumper depan dan belakang, lampu kabut, hood top moulding, side sill protector, polish alloy wheel, dan combi lamp. Penambahan itu membuat Serena tampak makin stylish dan mewah.
Data Test Drive
Garis besar yang didapat dari test drive OTOMOTIF saat itu adalah kabin tergolong sangat nyaman, hanya saja pada kursi paling belakang semburan AC kurang terasa dingin.
Suspensi empuk, namun di kecepatan tinggi jadi limbung, maklum MPV keluarga ini bukan untuk ngebut.
Mesin berkode QR20DE dengan kapasitas 2.000 cc tergolong responsif, gampang ngacir dengan top speed 180 km/jam. Perpindahan giginya halus. • Aant
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR